Mengenal Dan Memahami Kemampuan Diri Sendiri
“Tak
ada yang istimewa yang pernah dicapai kecuali oleh mereka-mereka yang berani
percaya bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang lebih unggul disbanding
keadaan” (Bruce Barton).
Setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari pengetahuan, ketrampilan
maupun sikapnya. Kita memiliki kemampuan untuk mengenali dan mencari diri kita
sebenarnya. Kondisi ini dapat kita ketahui melalui pengalaman, wawasan dan
sikap kita dalam berprilaku sehari-hari. Misalnya, kita telah menyelesaikan
suatu perkerjaan dan hasil dari pekerjaan yang kita lakukan mendapat respon
positif dari orang-orang di sekitar kita.
Orang-orang
terlibat dalam pekerjaan tersebut dan oleh orang-orang yang membutuhkan hasil
dari pekerjaan kita, maka kita akan percaya pada kekuatan dan kemampuan diri
kita untuk melakukan sesuatu. Tetapi jika respon negatif yang kita terima maka
kekuatan dan kemampuan kita bagaikan harta tenggelam yang perlu ditemukan dan
diangkat kepermukaan.
Karena
itu sebagai seorang fasilitator lapangan kita harus mengenali dan memahami kemampuan
diri kita sendiri untuk mendukung implementasi peran dan fungsi kita sebagai
fasilitator lapangan. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengenal dan
memahami kemampuan diri sendiri antara lain:
- · Identifikasi kemampuan pribadi dari aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
- · Identifikasi apa yang menjadi kelemahan-kelemahan kita baik pada aspek pengetahuan,keterampilan maupun sikap.
- · Temukan apakah kelemahan tersebut dapat diatasi dan strategi apa yang bias dilakukanuntuk mengurangi atau menghilangkan kelemahan itu.
- · Secara berkala lakukan penilaian pada diri sendiri yang dapat mendorong adanya perubahan pribadi karena bisa menciptakan perasaan-perasaan baru, temuan-temuan baru, kemampuan-kemampuan baru, dan lain-lain.
Mengapa
memahami dan mengenali kemampuan diri sendiri itu penting? Memahami dan
mengenali kemampuan diri sendiri berarti kita sadar diri. Kesadaran diri adalah
pondasi paling besar yang membangun seluruh kecerdasan emosional. Jika kita
tidak tahu siapa diri kita atau apa yang kita rasakan lantas bagaimana kita
bisa tahu atau memahami seseorang atau apa yang mereka rasakan.
Keterampilan
fasilitasi untuk mengelola dan memantau emosi orang lain serta memahami
perbedaan emosi diantara mereka dan memanfaatkannya dalam memantau
pikiran
dan tindakan mereka, memerlukan kesadaran diri. Dalam konteks seorang
fasilitator lapangan, maka memahami dan mengenali kemampuan diri sendiri itu
penting karena sebagai orang yang hadir di tengah masyarakat untuk menggerakkan
mereka dalam melakukan perubahan tentunya harus memiliki keyakinan dan
kepercayaan diri. Dengan mengenal dan memahami kemampuan diri ini akan
memberikan keyakinan dan percaya diri kita dalam menjalankan peran dan fungsi
sebagai fasilitator lapangan. Jadi mengenali dan memahami kemampuan diri itu
penting sebagai salah satu bagian yang mampu membangkitkan keyakinan dan
kepercayaan diri kita. Pada akhirnya, kemampuan memahami dan menggunakan
kekuatan emosional kita dengan bijaksana menjadi keharusan seorang fasilitator
lapangan. Hal tersebut sering disebut ”Kecerdasan Emosional”.
Mengenal
Kecerdasan Emosional
Kecerdasaran
emosional berarti: menjadi sadar pada diri sendiri dan perasaan orang lain,
menjadi pintar menggunakan emosi Anda, menggunakan kekuatan perasaan Anda untuk
memotivasi diri dan orang lain serta mengetahui bagaimana Anda mengendalikan
emosi diri.
Kecerdasan
emosional merujuk kepada kemampuan mengenali diri sendiri pada perasaan orang
lain. Perasaan ini kemudian diekspresikan secara tepat dan efektif sehingga
memungkinkan seseorang bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
Ketrampilan
menggunakan kecerdasan emosional bertumpu pada lima hal pokok, yakni: kesadaran
diri, motivasi diri, pengaturan diri, empati dan kecakapan membina relasi yang
efektif dengan orang lain. Kecakapan emosional adalah seberapa banyak kelima
unsure tersebut diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di
lingkungan kerja.
Kecerdasan
emosional yang tinggi tidak menjamin seseorang berkesempatan mempelajari
kecakapan-kecakapan emosional yang diperlukan di lingkungan kerja. Tetapi dia
mempunyai potensi maksimum untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya.
Kecakapan emosional bekerja secara sinergi dengan ketrampilan kognitif. Makin
kompleks suatu pekerjaan, makin banyak diperlukan kecakapan emosional.
Unsur-unsur
Kecakapan Emosional
Kecakapan
emosional dibagi menjadi dua yakni (1) kecakapan pribadi dan (2) kecakapan
sosial. Kecakapan pribadi menentukan bagaimana mengelola diri sendiri,
sedangkan kecakapan sosial menentukan bagaimana mengelola hubungan dengan orang
lain. Kecakapan pribadi meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi
diri. Kecakapan sosial meliputi empati dan keefektifan membangun relasi.
1.
Kecakapan Pribadi
a.
Kesadaran diri (mengetahui kondisi diri sendiri, minat, kemampuan diri, dan
intuisi).
Tahu
tentang apa yang anda sukai, apa yang tidak anda sukai, apa yang
membuat bergairah dan seterusnya.
- Keadaan emosional : Mengenali emosional diri sendiri dan efeknya.
- Penilaian diri secara teliti : Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.
- Percaya diri : Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.
b.
Pengaturan diri (mengelola kondisi dan sumber daya diri sendiri)
Mengelola
semua hal yang berkaitan dengan kepribadian dan membuatnya menjadi lebih baik
dan bukannya menjadi lebih buruk. Bila tahap pertama adalah kesadaran diri
untuk menyimak dan belajar dari perasaan yang paling dalam. Tahap kedua adalah
mengelola perasaan-perasaan itu agar menjadi sesuatu lebih baik.
Kegairahan
kita bersifat menular demikian pula sesuatu yang buruk dari dalam diri kita
akan merusak suasana dan membuat segala sesuatu bertambah buruk. Contoh: Bila
kita marah, kita tidak bisa membuat keputusan yang baik. Kerap bereaksi
berlebihan dan sulit mengendalikan emosi. Kita kehilangan perspektif kita.
Dengan mempelajari cara mengatur diri maka kita bisa beradaptasi dan berinovasi
pada situasi yang amat buruk.
- Kendali diri : Mengelola emosi-emosi dan desakan hati yang rusak.
- Sifat dapat dipercaya : memelihara norma kejujuran dan integritas.
- Kewaspadaan : Bertanggung jawab atas kinerja pribadi.
- Adaptabilitas : Keluwesan dalam menghadapi perubahan.
- Inovasi : Mudah menerima dan terbuka terhadap pendekatan, dan informasi-informasi baru.
c.
Motivasi (kecenderungan emosional yang mengantar atau mempermudah pencapaian
sasaran).
Membayangkan
hasil yang ingin dicapai dan lakukan langkah-langkah tepat untuk meraihnya.
Setelah kita sadar pada perasaan kita dan belajar mengelolanya, tahap ketiga
adalah memanfaatkan kekuatan emosi-emosi kita untuk sesuatu hal yang bisa
memotivasi dan memberikan inspirasi kepada kita. Orang yang memiliki motivasi
tinggi akan fokus pada tujuan dan tanggungjawabnya meskipun menghadapi berbagai
hambatan atau harus mundur terlebih dahulu kebelakang.
- Dorongan prestasi : Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
- Komitmen : Menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok.
- Inisiatif : Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
- Optimisme : Kegigihan dalam memperjuangkan sasaran meskipun ada halangan dan kegagalan.
2.
Kecakapan Sosial
a.
Empati (kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain).
Menyadari
perasaan, kebutuhan dan kepedulian orang lain, kemampuan melihat dari sisi
lain. Setelah kita menjadi lebih jujur dan sadar pada emosi-emosi yang kita
miliki maka kita perlu memanfaatkan seluruh ketrampilan itu untuk diterapkan
saat berkomunikasi dengan orang lain. Kecerdasan emosional menyelaraskan perasaanperasaan
yang kita miliki dengaan perasaan-perasaan orang di sekitar kita agar kelompok
bisa meraih kesuksesan.
Empati
adalah kemampuan melihat dari perspektif orang lain. Adalah sesuatu yang bisa
merasakan apa yang dialami orang lain tapi Anda harus tetap ingat itu bukan
perasaan kita. Empati dimulai dari menyimak. Tak seorang pun akan mendengarkan
kita bila kita tidak menyimak kata-kata mereka.
- Memahami orang lain : Memahami perasaan & cara pandang orang lain, menunjukkan minat aktif,
terhadap
kepentingan orang lain.
- Orientasi pada pelayanan : Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.
- Mengembangkan orang lain : Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.
- Mengatasi keragaman : Menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam–macam orang.
- Kesadaran politis : Mampu membaca arus emosional sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
b.
Keterampilan sosial (kepintaran menggugah tanggapan yang dikehendaki dari orang
lain).
- Pengaruh : Memiliki taktik melakukan persuasi.
- Komunikasi : Mengirimkan pesan dengan jelas danmeyakinkan.
- Kepemimpinan : Membangkitkan inspirasi, memandu kelompok dan orang lain.
- Katalisator perubahan : Memulai dan mengelola perubahan.
- Manajemen konflik : Negoisasi dan pemecahan silang pendapat.
- Pengikat jaringan : Menumbuhkan jaringan sebagai alat.
- Kolaborasi dan kooperasi : Kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama.
- Kemampuan Tim : Menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
0 Response to "Mengenal Dan Memahami Kemampuan Diri Sendiri"
Posting Komentar
terimakasih