-->

TEKHNIK PENGAJARAN MENULIS SD


Agar tujuan menulis dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan latihan yang memadai dan secara terus - menerus. Selain itu, anak pun harus dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman yang akan ditulisnya, karena pada hakikatnya menulis adalah menuangkan sesuatu yang telah ada dalam pikirannya. Namun demikian, hal yang tidak dapat diabaikan dalam pengajaran mengarang di Sekolah Dasar adalah siswa harus mempunyai modal pengetahuan yang cukup tentang ejaan, kosa kata, dan pengetahuan tentang mengarang itu sendiri. Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis seperti yang diungkapkan di muka, pembelajaran menulis di Sekolah Dasar harus dimulai dari tahap yang paling sederhana lalu pada hal yang sederhana, ke yang biasa, hingga pada yang paling sukar. Tentu saja hal ini perlu melalui tahapan sesuai dengan tingkat siswa. Oleh karena itu, di Sekolah Dasar pembelajaran menulis dibagi atas dua tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut. Menulis permulaan ditujukan kepada siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga kelas tiga, sedangkan kelas empat hingga kelas enam diberi pembelajaran menulis lanjutan. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan kedua kelompok tersebut secara ringkas berdasarkan beberapa
referensi.
1.    Menulis Permulaan
Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal sangat  sederhana. Menulis tentu hanya dengan bebrapa kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh. Mengajarkan menulis permulaan tentu saja selalu dilakukan dengan pembelajaran terpimpin. Beberapa contoh pembelajaran
menulis permulaan seperti berikut
(a)  mengarang mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat karangan seperti contoh (pola) yang yang tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menuangkan ide/pikiran secara runtut dan logis.
Contoh :  Jeruk.
Jeruk berbentuk bulat. Isinya kuning. Rasanya manis dan asam. Jeruk banyak dijual di pasar.
Contoh di atas dapat ditiru polanya oleh anak dengan memberi topik lain misalnya, kelereng, kucing, pohon, dan sebagainya. Karangan di atas bisa diajarkan pada kelas satu dan dua, setelah siswa lancar dalam menulis kalimat sederhana
(b)   Mengarang dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia.
(c)  Bimbingan dengan memasangkan kelompok kata, yakni siswa diminta untuk memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang erpenggal atau kurang lengkap. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat kalimat luas.
(d)  Bimbingan dengan mengurutkan kalimat, yaitu siswa dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri
Bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat karangan setelah dimulai dengan pertanyaan- pertanyaan dalam pikirannya. Karena sebuah karangan jika ditarik kesimpulan sebenarnya merupakan rangkaian jawaban atas berbagai pertanyaan. Dalam hal ini guru hanya menyiapkan beberapa pertanyaan, misalnya: Kucingku; apa nama kucingmu, apa warnanya, apakah kamu menyukainya, apa makanannya, kapan memberi makan, lucukah, mengapa lucu, bagaimana suaranya, mengapa kucing dipelihara orang, dan sebagainya. Demikian beberapa contoh mengarang atau menulis permulaan, yang pada dasarnya merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa mengarang secara sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuannya.
2.     Menulis Lanjutan
Syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan menguasai menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan.
Adapun tujuannya adalah agar siswa dapat membuat karangan secara Baik dan lengkap. Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain :
(a)  Membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf berdasarkan gambar yang telah disediakan. Hal ini dapat diberi kata-kata kunci, sehingga tidak terlalu menyimpang dengan cerita.
(b)  Mengembangkan paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan sebuah kalimat utama menjadi sebuah paragraf.
(c)   Menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia.
(d)  Menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya.
(e)  Membuat karangan dengan gambar seri.
(f)   Mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang secara bebas.
Kesemua metode di atas bukanlah harga mati melainkan sangat fleksibel.
Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis di SD cakupannya cukup luas.
Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis / mengarang di SD antara lain adalah : mengarang prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat izin, menulis surat undangan, mengisi formulir, menyusun paragraf, mengembangkan judul dan topik, menulis nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan dan poster, menulis laporan kegiatan, menyusun naskah pidato, dan lain-lain.

0 Response to "TEKHNIK PENGAJARAN MENULIS SD"

Posting Komentar

terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel