Sepenggal Cerita Sehabis Sholat Subuh
Sepertinya
anak kecil tadi menunggu sang ayah keluar dari masjid. Ia berdiri pada jarak
kurang dari 5 meter dari pintu masjid, dekat dengan tempat wudhu bagian depan.
Umurnya mudah ditebak walaupun secara tak pasti. Setidaknya ia berada pada fase
usia anak-anak Play Grup atau Taman Kanak-kanak.
Ada
yang mengagumkan, kawan. Ingin ku berbicara dengan bidadari kecil ini.
Kuucapkan salam. Dia pun memutarkan badannya agar bagian depan
tubuh dan mukanya tak berhadapan denganku. Begitu sempurna pakaian yang membungkus dan membalut tubuhnya. Subhanallah. Allahu akbar. Telah terurai rasa malu wanita- wanita yang memamerkan dan mempertontonkan kecantikannya di luar sana. Telah tertimbun begitu dalam rasa malu wanita-wanita yang berjalan berlenggak-lenggok di jalan. Telah tercabik rasa malu wanita- wanita yang berada di akhir zaman ini yang menandakan musim fitnah datang bertandang menggerogoti puing-puing keimanan anak adam.
tubuh dan mukanya tak berhadapan denganku. Begitu sempurna pakaian yang membungkus dan membalut tubuhnya. Subhanallah. Allahu akbar. Telah terurai rasa malu wanita- wanita yang memamerkan dan mempertontonkan kecantikannya di luar sana. Telah tertimbun begitu dalam rasa malu wanita-wanita yang berjalan berlenggak-lenggok di jalan. Telah tercabik rasa malu wanita- wanita yang berada di akhir zaman ini yang menandakan musim fitnah datang bertandang menggerogoti puing-puing keimanan anak adam.
Wahai saudariku muslimah.
Janganlah
engkau mengikis keimanan kami dengan cara bertabarruj.
Allah
berfirman, “Dan janganlah kamu berhias
dan bertingkah laku seperti orang - orang jahiliah yang dahulu.”
Tahukah engkau tentang tabarruj itu? Engkau
menampakkan keelokan wajah dan titik-titik pesona tubuhmu di hadapan laki-laki
non muhrim. Engkau menampakkan betis,
lengan, kepala dan rambutmu. Engkau keluar rumah dengan dandanan memikat dan
mengundang fitnah. Engkau pampang foto-fotomu di dunia maya ini terlebih dengan
senyuman menggoda. Tak kah engkau sadar bahwa itu semua adalah praktek
kemungkaran yang dahsyat menerjang dan melanggar syariat? Tak sadarkah bahwa
itu semua menyebabkan murka, siksa dan amarah Allah? Siapkah engkau kedatangan
hujan bencana di alam ini?
Saudariku muslimah. . .
Suburkanlah
keimanan kami dengan menggantil foto profilmu di dunia maya ini. Jangan seret kami
ke arah kemaksiatan yang berujung di neraka. Mungkin engkau ingin dikatakan
cantik sehingga engkaupun tersanjung. Baiklah. Kukatakan engkau itu cantik. Namun apakah perkataan
ini merupakan mata air kebahagiaan yang menyirami bunga-bunga keimananmu? Tidak
wahai saudariku karena penilaianku hanya fisik semata. Engkau akan cantik dan
anggun dengan kemuliaan risalah langit yang kau rengkuh di jalan ilmu.
Saudariku muslimah. .
Hidayah
itu amat mahal. Tak terjual di pasar dan jalanan. Pula, hidayah itu mudah
beterbangan lalu terurai dan luntur bersama hembusan angin. Karenanya,
bergabunglah dengan saudarimu yang shalihah. Mereka telah mendahuluimu dalam
hal ilmu dan amal. Nikmati syahdunya hidayah bersama mereka. Wahai saudariku
yang shalihah dan telah mendahului sebagian yang lain dalam ilmu dan amal.
Doakanlah saudarimu agar
bisa bergabung dalam kafilah wanita-wanita yang didamba surga. Mereka pun adalah perindu surga dan hendak menginginkan rengkuhanmu. Sertakan mereka dalam setiap sujud yang engkau rebahkan di hadapan Ar- Rahman. . . . Sekian, Semoga bermanfaat. .
0 Response to "Sepenggal Cerita Sehabis Sholat Subuh"
Posting Komentar
terimakasih