micro teaching 1
HAKEKAT PEMBELAJARAN MIKRO TEACHING
a. Latar Belakang pembelajaran mikro
teaching
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan beberapa
unsure atau komponen secara terpadu untuk mencapai tujuan :
Ketrampilan
seorang guru selain menguasai materi juga harus menguasai ketrampilan sebagai
berikut :
1.
Ketrampilan
membuka dan menutup pelajaran
2.
Ketrampilan
menghadapi siswa
3.
Ketrampilan
menggunakan metode dan media secara tepat
4.
Ketrampilan
mengelola lingkungan pembelajaran
5.
Ketrampilan
menjelaskan pembelajaran
6.
Ketrampilan
bertanya
7.
Ketrampilan
memberikan penguatan
8.
Ketrampilan
menggunakan variasi
b. Pengertian pembelajaran mikro teaching
Suatu pendekatan untuk melatih penampilan mengajar guru dengan cara
disederhanakan melalui bagian demi bagian yang dilakukan melalui control yang
cermat sehingga diperoleh kemampuan yang tuntas dan optimal.
Penyederhanaan pembelajaran mikro teaching itu seperti waktu, materi, jumlah siswa, jenis ketrampilan dasar mengjar, penggunaan metode, media dan lain lain. Dengan kata lain; bahwa perbuatan mengajar itu sangatlah kompleks. Oleh karena itu, dalam rangka penguasaan keterampilan dasar mengajar, calon guru/dosen perlu berlatih secara parsial, artinya : tiap – tiap komponen keterampilan dasar mengajar itu perlu dikuasai secara terpisah – pisah (isolated). Berlatih untuk menguasai keterampilan dasar mengajar seperti itulah yang dinamakan micro-teaching (pengajaran mikro). Pengajaran mikro (micro-teaching) merupakan suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5 – 20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3 – 10 orang. (cooper dan allen, 1971). Bentuk pengajaran yang sederhana, dimana calon guru/dosen berada dalam suatu lingkungan kelas yang terbatas dan terkontrol. Dan hanya mengajarkan satu konsep dengan menggunakan satu atau dua keterampilan dasar mengajar. Konsep pengajaran mikro (micro-teaching) dilandasi oleh pokok – pokok pikiran sebagai berikut :
1.
Pengajaran yang Nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya)
tetapi berkonsep Mini.
2.
Latihan terpusat pada Keterampilan Dasar Mengajar,
3.
Mempergunakan Informasi dan Pengetahuan tentang Tingkat Belajar
Siswa sebagai Umpan Balik terhadap Kemampuan calon guru/Dosen.
4.
Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang
berbeda – beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usi
tertentu.
5.
Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang
diselenggarakan dalam Laboratorium Micro – Teaching.
6.
Pengadaan Low-Threat-Situation untuk memudahkan calon guru/dosen
mempelajari Keterampilan Mengajar.
7.
Penyediaan Low-Risk-Situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi
aktif dalam pengajaran,
8.
Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi
latihan dalam jangka waktu tertentu.
Terdapat beberapa Definisi tentang Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) yang dapat dikemukakan, diantaranya adalah :
-
Cooper dan Allen (1971), mendefinisikan
“Pengajaran Mikro (Micro - Teaching) adalah suatu situasi pengajaran yang
dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5 – 20
menit dengan jumlah siswa sebanyak 3 – 10 orang”.
-
Mc. Laughlin dan Moulton (1975) mendefinisikan
“ Micro Teaching is a Performance training method designed to isolated the
component part of teaching process, so that the trainee can master each
component one by one in a simplified teaching situation”.
-
Waskito (1977) mendefinisikan
“Micro Teaching adalah suatu metode belajar mengajar atas dasar performance
yang tekniknya dengan cara mengisolasikan komponen – komponen proses belajar
mengajar sehingga calon guru dapat menguasai setiap komponen satu per satu
dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan”.
Berdasarkan beberapa Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
MICRO-TEACHING atau PENGAJARAN MIKRO adalah : “Salah Satu Model Pelatihan
Praktik Mengajar Dalam Lingkup Terbatas (Mikro) Untuk Mengembangkan
Keterampilan Dasar Mengajar (Base Teaching Skill) Yang Dilaksanakan Secara
Terisolasi Dan Dalam Situasi Yang Disederhanakan/Dikecilkan”.
Pertimbangan yang mendasari Penggunaan Program Pengajaran Mikro
(Micro Teaching) adalah :
1.
Untuk mengatasi kekurangan waktu yang diperlukan dalam latihan
mengajar secara Tradisional.
2.
Keterampilan Mengajar yang Kompleks dapat diperinci menjadi
keterampilan – keterampilan mengajar yang khusus dan dapat dilatih secara
berurutan.
3.
Pengajaran Mikro dimaksudkan untuk memperluas kesempatan latihan
mengajar mengingat banyaknya calon guru/dosen yang membutuhkannya.
c. Tujuan dan manfaat pembelajaran mikro
teaching
TUJUAN UMUM Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) adalah untuk memberikan kesempatan kepada
Mahasiswa (calon Guru/Dosen) untuk berlatih mempraktikkan beberapa Keterampilan
Dasar Mengajar di depan teman – temannya dalam suasana yang Constructive,
Supportive, dan Bersahabat sehingga mendukung kesiapan Mental, Keterampilan
dan Kemampuan Performance yang ter-Integrasi untuk Bekal Praktik
Mengajar sesungguhnya di sekolah/institusi Pendidikan.
Adapun TUJUAN KHUSUS Pengajaran Mikro (Micro Teaching) antara
lain sebagai berikut :
1.
Mahasiswa terampil untuk membuat Persiapan Mengajar,
2.
Membentuk Sikap Profesional sebagai calon Guru/Dosen,
3.
Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang kepada
Etika keguruan,
4.
Dapat menjelaskan Pengertian Micro Teaching,
5.
Dapat berbicara di depan kelas secara runtut dan runut sehingga
mudah dipahami oleh audience atau peserta didik,
6.
Terampil membuka dan menutup pelajaran,
7.
Dapat bertanya secara benar,
8.
Dapat memotivasi belajar siswa/peserta didik,
9.
Dapat membuat variasi dalam mengajar,
10.
Dapat menggunakan alat-alat / media pembelajaran dengan benar dan
tepat,
11.
Dapat mengamati keterampilan keguruan secara obyektif, sistematis,
kritis dan praktis,
12.
Dapat memerankan sebagai Guru/Dosen , Supervisor, Peserta Didik,
maupun sebagai Observer dengan baik,
13.
Dapat menerapkan teori Belajar dan Pembelajaran dalam suasana
Didaktis, Paedagogis, Metodik dan Andragogis secara tepat dan menarik,
14.
Berlatih membangun rasa percaya diri,
Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan model praktik pengajaran tradisional. Melalui Pengajaran Mikro (Micro
Teaching), keterampilan mengajar yang potensial dapat diorganisasikan dalam
satu penampilan yang utuh. Praktikan akan lebih siap dan terampil untuk
mengantisipasi perilaku mengajar yang sebenarnya di kelas. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pengajaran Mikro (Micro Teaching) memberikan
pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar di kelas. Brown dan
Ametrong (1975), mencatat hasil Riset tentang Manfaat Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) sebagai berikut :
1.
Korelasi antara Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dan
Praktik Keguruan sangat tinggi.
Artinya : Calon Guru/Dosen yang berpenampilan baik dalam
Pengajaran Mikro (Micro Teaching), akan baik pula dalam Praktik mengajar
di kelas.
2.
Praktikan yang lebih dulu menempuh program Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktikan yang
tidak mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching).
3.
Praktikan yang menempuh Pengajaran Mikro (Micro Teaching) menunjukkan
prestasi mengajar yang lebih tinggi.
4.
Bagi Praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam
pengajaran, Pengajaran Mikro (Micro Teaching) kurang bermanfaat.
5.
Setelah mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching),
praktikan dapat menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
6.
Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan
sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa
praktikan yang memiliki prestasi tinggi dalam pembelajaran Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) akan berprestasi pula dalam praktik mengajar. Oleh karena itu,
perbedaan prestasi Pengajaran Mikro (Micro Teaching) diantara praktikan,
akan diikuti pula oleh perbedaan prestasi praktik mengajarnya.
ga kelihatan semua tulisannya
BalasHapusmaaf ada sedikit problem di copas aja
Hapus