STATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif.
Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif.
Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus
menguasai strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date. Bila
pengetahuan pengawas sudah ketinggalan, apa lagi hanya mengandalkan pengalaman
tanpa didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan mandapatkan respek dari
para guru yang dibinanya. Paling tidak, untuk jenjang pendidikan dasar pengawas
harus memahami garis besar strategi pembelajaran mata pelajaran utama antara
lain: matematika,
IPA, IPS, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Materi pelatihan ini dimaksudkan memberikan wawasan bagi pengawas dalam melaksanakan tugas supervisi akademik di SD/MI.
IPA, IPS, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Materi pelatihan ini dimaksudkan memberikan wawasan bagi pengawas dalam melaksanakan tugas supervisi akademik di SD/MI.
2. RUMUSAN MASALAH
a.
Bagaimana konsep
dan prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran Ekpositori ?
b.
Bagaimana
prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori?
c.
Apa saja
keunggulan dan kelemahan dari Strategi Ekspositori?
3. TUJUAN
a.
Memberikan
penjelasan mengenai konsep dan prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran Ekpositori
dalam pembelajaran
b.
Menguraikan
tahapan penggunaan prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori dalam kegiatan
pembelajaran
c.
Menguraikan
keunggulan dan kelemahan dari Strategi Ekspositori yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
BAB II
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE)
Aliran
psikologi belajar yang sangat mempengaruhi SPE adalah aliran belajar
behavioristik. Seperti yang telah dijelaskan dimuka, aliran belajar
behavioristik lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku manusia pada
dasarnya keterkaitan antar stimulus dan respons, oleh karenanya dalam
implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang
sangat penting. Dari asumsi semacam inilah, muncul berbagai konsep bagaimana
agar guru dapat memfasilitasi sehingga hubungan stimulus-respons itu bisa
berlangsung secara efektif. Dalam teori belajar koneksionisme contohnya,
dikembangkan hukum-hukum belajar seperti hukum kesiapan, hukum pengaruh, dan
hukum latihan; sedangkan dalam teori belajar classical conditioning dijelaskan
bagaimana hubungan keterkaitan stimulus-respon bisa dipengaruhi oleh munculnya
S2 sebagai stimulus prasyarat.
1.
Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Ekpositori
a. Konsep Strategi
Pembalajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and
talk”
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
1)
Strategi
ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
2)
Biasanya materi
pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3)
Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
SPE merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dominan
sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui
strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan
harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.
Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa. Metode pembelajaran
dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
SPE akan efektif manakala:
a)
Guru akan
menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa. Biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan untuk
kegiatan-kegiatan khusus.
b)
Apabila guru
menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu.
c)
Jika bahan
pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk diprsentasikan.
d)
Jika ingin
membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
e)
Guru menginginkan
untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan
praktik.
f)
Apabila seluruh
siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan
untuk seluruh siswa.
g)
Apabila guru akan
mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memilliki kemampuan rendah.
Strategi ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untk
anak-anak yang memiliki kemampuan yang kurang.
h)
Jika lingkungan
yang tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa.
i)
Jika guru tidak
memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.
b. Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Dalam penggunaan
strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru:
1)
Berorientasi pada
Tujuan
Walaupun
penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori
melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa
tujuan pembelajaran. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang yang dapat diukur atau berorientasi
pada kompetensi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat
penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa
mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
2)
Prinsip
Komunikasi
Dalam proses
komunikasi bagaimanapun proses sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan
pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif
manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh, dan
sebaliknya. Sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan
tidak dapat menangkat setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan
itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan yang dapat menghambat kelancaran
proses komunikasi. Akibat gangguan tersebut memungkinkan penerima pesan tidak
memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin
disampaikan.sebagai suatu strategi pembelanjaran yang menekankan sebagai pada
proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat
penting untuk diperhatikan.
3)
Prinsip Kesiapan
Dalam teori
belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari
hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari
setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan: sebaliknya,
tidak mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul
manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik dari
hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi stuimulus yang
kita berikan, terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap
baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
Oleh karena itu,
sebelum kita menyampaikan informasi terlebih dahulu kita yakinkan apakah dalam
otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan
disampaikan atau belum, kalau seandainya belum maka terlebih dahulu harus kita
sediakan dahulu file yang akan menampung setiap informasi yang akan kita
sampaikan.
4)
Prinsip
Berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat
itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan, sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
2.
Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Sebelum diuraikan tahapan penggunaan
strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami
oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ini.
a. Rumuskan Tujuan
yang Ingin Dicapai
Merumuskan
tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang
ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang
spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui
tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran
juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.
Sering
terjadi, proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan
pembahasan yang dilakukannya, sehingga materi pelajaran menjadi lebar, tidak
fokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas,
hal ini tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus dicapai akan menjadi
faktor pengingat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
b. Kuasai Materi
Pelajaran dengan Baik
Penguasaan
materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi
ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat kepercayaan diri
guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bergerak
berani menatap siswa, tidak takut denga perilaku-perilaku siswa yang dapat
mengganggu jalannya proses pembelajaran, begitupun sebaliknya.
Agar
guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1)
Pelajari sumber-sumber
belajar yang mutakhir.
2)
Persiapkan
masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran
sampai detailnya.
3)
Buatlah garis
besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam penyajian agar
tidak melebar.
c. Kenali Medan dan
Berbagai Hal yang Dapat Memengaruhi Proses Penyampaian
Mengenali
lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan
medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan ang
dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran. Beberpa hal yang
berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya:
1)
Latar belakang
audiens atau siswa yang akan menerima materi.
2)
Kondisi ruangan,
baik menyangkut luas dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk,
maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.
Ada beberapa
langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
Ø
Persiapan ( preparation
)
Tahap persiapan
berkaiatan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi
ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekpositori
sangat tergangtung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:
1)
Mengajak siswa
keluar dari kondisi mental yang pasif.
2)
Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar.
3)
Merangsang dan menggugah
rasa ingin tahu siswa.
4)
Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa
hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya adalah:
v
Berikan sugesti
yang positif dan hindari sugesti yang negatif
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat belajar.
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat belajar.
v
Mulailah dengan
mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan mengemukakan tujuan siswa akan paham apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka.dengan demikian, tujuan merupakan “pengikat” baik bagi guru maupun siswa.
Mengemukakan tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan mengemukakan tujuan siswa akan paham apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka.dengan demikian, tujuan merupakan “pengikat” baik bagi guru maupun siswa.
v
Bukalah file
dalam otak siswa
Bagaikan kerja
sebuah komputer, data akan dapat disimpan manakala sudah tersedia filenya.
Demikian juga otak siswa, materi pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan
dalam memori manakala sudah tersedia file yang sesuai. Artinya, sebelum kita
menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu kita harus membuka file dalam
otak siswa agar materi itu bisa cepat ditangkap.
Ø
Penyajian (
presentation )
Langkah penyajian
adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah
bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh
siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan langkah ini.
1)
Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa
merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa, yaitu:
·
Bahasa yang
digunakan sebaiknya bahsa yang bersifat komunikatif dan mudah dipahami.
·
Dalam penggunaan
bahasa guru memerhatikan tingkat perkembangan audiens atau siswa.
2)
Intonasi suara
Intonasi suara
adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Guru yang
baik akan memahami kapan ia harus meninggikan dan melemahkan suaranya.
3)
Menjaga kontak
mata dengan siswa
Dalam proses
penyajian materi pelajaran, kontak mata merupakan hal yang sangat penting untuk
membuat siswa tetap memerhatikan pelajaran. Oleh sebab itu, guru sebaiknya
secara terus-menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah siswa secara
bergiliran, jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-hal diluar materi
pelajaran.
4)
Menggunakan
joke-joke ang menyegarkan
Menggunakan joke
adalah kemampuan guru untuk menjaga agar kelas tetap dan segar melalui
penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menggunakan joke adalah:
1.
Joke yang
digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas.
2.
Sebaiknya joke
muncul tidak terlalu sering.
Ø
Menghubungkan (
correlation )
Langkah korelasi
adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau
dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
Ø
Menyimpulkan (
generalization )
Menyimpulkan
adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran
suatu paparan. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1.
Mengulang kembali
inti materi yang menjadi pokok persoalan.
2.
Memberikan
beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
3.
Pemetaan
keterkaitan antarmateri pokok-pokok materi.
Ø
Penerapan (
aplication )
Langkah aplikasi
adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru.
Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya adalah:
1.
Membuat tugas
yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
2.
Memberikan tes
yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
3.
Keunggulan dan Kelemahan SE
a. Keunggulan
1.
Dengan SPE guru
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
2.
SPE dianggap
sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3.
Melalui SPE
selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligussiswa bisa melihat atau mengobservasi.
4.
SPE bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
1.
SPE hanya mungkin
dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
secara baik.
2.
SPE tidak mungkin
dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3.
Karena SPE lebih
banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mngembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berfikir kritis.
4.
Keberhasilan SPE
sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru. Tanpa itu sudah dapat
dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5.
Oleh karena gaya
komunikasi SPE lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aliran
psikologi belajar yang sangat mempengaruhi SPE adalah aliran belajar
behavioristik. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
1.
Strategi
ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2.
Biasanya materi
pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3.
Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip
penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan,
prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan. Adapun prosedur pelaksanaan
Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin dicapai, kuasai materi
pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
proses penyampaian.
Terdapat
juga keunggulan dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori, yaitu:
a.
Keunggulan
1.
Dengan SPE guru
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
2.
SPE dianggap
sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3.
Melalui SPE selain
siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligussiswa bisa melihat atau mengobservasi.
4.
SPE bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b.
Kelemahan
1.
SPE hanya mungkin
dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
secara baik.
2.
SPE tidak mungkin
dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan
pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3.
Karena SPE lebih
banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mngembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berfikir kritis.
4.
Keberhasilan SPE
sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru.
5.
Oleh karena gaya
komunikasi SPE lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
B.
SARAN
Dengan
adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat menerapkan
strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu juga seorang guru harus menguasai/
memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan lancar.
Selain
itu juga seoarang guru harus memahami keunggulan dan kelemahan dari strategi
pembelajaran ekspositori itu, dengan memahami maka guru dapat menerapkan dari
keunggulan itu dan dapat menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa
dapat mencari jalan keluar agar kelemahan itu dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Barrowrs, H. S dan Tamblyn R. M. 1980. Problem
Based Learning:An Aprproach to Medical Education. New York: Springer Publishing
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran.
Bandung: Bina Aksara.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana, Prenada Media
Group.
Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sukwiaty, dkk. 2006. Ekonomi. Jakarta. PT
Ghalia Indonesia Printing.
0 Response to "STATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI"
Posting Komentar
terimakasih