makna dari sebuah perayaan Valentine
Sejarah
lain
menyebutkan bahwa valentine sebenarnya adalah perayaan festival yang
diadakan di romawi kuno yang disebut dengan Festival Lupercalia, yaitu
festival dimana orang- orang romawi kuno penyembah berhala yang
merayakan hari kesuburan, anehnya mereka sendiri bingung dewa yang mana
yang mereka peringati di hari itu karena ada tiga dewa kesuburan,
lupercus, inuus atau faunus yang diperingatai setiap tahun setiap
tanggal 13 sampai
15 februari. Adalah Paus Gelasius, yang “meangaransemen” acara ini
menjadi hari perayaan umat kristen, disebutlah sebagai Hari peringatan
St. Valentines yang kebetulan dalam sejarahnya yang masih kabur diklaim
meninggal pada tanggal 14 februari tersebut, yang dimulai sejak tahun
496 M.
Tujuan mencipta dan mengungkapkan
rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan semenit untuk
sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula berarti kita harus berkiblat
kepada Valentine seolah-olah meninggakan ajaran lain di atas Islam.
Islam diutuskan kepada umatnya
dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan
yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Valentine
jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran
manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang
kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada
Islam(Allah), maka ia akan tertolak. Ohh.. jadi beg..beg..begitu toh??
Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak
pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku.
Kalau dibanding dengan perayaan
natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama
sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun
mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal
bersama.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia
tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan
tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan
perayaan valentine khusus buat umat Islam. Mengingat bahwa masalah ini bukan
semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam
diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.
Valentine
Berasal dari Budaya Syirik. Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin
yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata
ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”. Disadari atau
tidak ketika kita meminta
orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”.
orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”.
Jelas
perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang
Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.
Disebut tuhan
cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan
ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti
kepercayaan adanya dewa dan dewi.
Dewa cinta
yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang
di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari
valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini. Walhasil, semangat
Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol
syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,
naudzu billahi min zalik.
naudzu billahi min zalik.
Semangat
valentine adalah Semangat Berzina Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini
mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait
erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen
dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini
identik dengan pergaulan bebas muda-mudi.
Mulai dari
yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan
praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada
semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan- larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh.
semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan- larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh.
Alasannya, semua itu adalah
ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Bahkan tidak sedikit para
orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan
nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena
beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan
kasih sayang.
Padahal kasih sayang yang
dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan
antara cinta dan zina.
Ungkapan make
love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan
perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta
adalah melakukan hubungan kelamin alias zina.
Istilah dalam
bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah. Misalnya, istilah penjaja cinta.
Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja
kenikmatan seks? Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu
banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini.
Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih
sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi
undang-undang. Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi
anak- anak mereka dari berzina dengan teman-temannya.
Di barat, zina
dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa
perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
mudah-mudah bisa menginspirasi anda tentang makna Valentine
Tulisanne keren pisan...
BalasHapusteruskan perjuangan bung... lanjut
biarkan inspirasimu mengalir disini...
terima kasih atas kunjungannya gan,
BalasHapus