-->

TUGAS MAKALAH PKR


MAKALAH

Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Kelompok


Mata kuliah         :
Dosen                    : Caspiyah, M.Pd









Disusun oleh :
SRI SUBEKTI
IIS NURJANAH
ASEP MUHAMMAD SANDI HALIM AL  AHMED
KELAS C5

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2011


BAB I
PENDAHULUAN


A.   MENGAPA PERENCANAAN ITU PENTING ?

Penyelenggaraan perencanaan pembelajaran merupakan awal dari sebuah proses pembelajaran. Bagian utama dalam pelaksanaan kurikulum di sebuah lembaga pendidikan terdapat di proses pembelajaran. Oleh karena itu guru atau pendidik dituntut dapat mendisain dan melaksanakan sebuah proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi salah satu tugas profesional seorang guru. Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan landasan konsep teori perencanaan pembelajaran atau dikenal dengan instructional planning atau konsep perencanaan yang dikehendaki dalam kurikulum. Kurikulum memuat berbagai konsep pengaturan kegiatan pendidikan, diantaranya adalah kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Hal ini memberikan isyarat bahwa sebelum merencanakan pembelajaran, guru harus memahami konsep kurikulum yang menjadi kesepakatan dalam penyelenggaraan pendidikan. Konsep kurikulum yang dimaksud tidak hanya kurikulum generik (umum) yang biasannya disusun dan dikembangkan pemerintah tetapi juga meliputi kurikulum yang secara khas dipergunakan dan dikembangkan oleh suatu lembaga pendidikan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah memberlakukan beberapa kebijakan tentang pemberlakuan dan penggunaan kurikulum pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Pola perubahan kurikulum tersebut dengan berbagai latar belakangnya telah memberi  pengaruh pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, termasuk kegiatan merencanakan pembelajaran. Sebelum pemberlakuan KTSP, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang secara teknis diatur dalam kurikulum sehingga muncul bentuk panduan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kegiatan belajar mengajar. Bentuk panduan seperti itu tidak diadakan lagi dalam pelaksanaan KTSP sesuai dengan semangat desentralisasi dan menajemen berbasis sekolah. Pelaksanaan KTSP dalam bentuk teknis merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sepenuhnya diserahkan pada pihak penyelenggara pendidikan, khususnya guru sebagai tenaga profesional. KTSP hanya memuat konsep atau rumusan-rumusan umum tentang perencanaan silabus dan kegiatan pembelajaran. Rumusan umum tersebut dapat dijadikan landasan berpikir guru untuk membuat berbagai bentuk perencanaan pembelajaran dan pola kegiatan pembelajaran secara bebas, variatif dan kreatif. Dengan demikian, kebijakan kurikulum tidak lagi membelenggu tugas profesional guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Penjabaran di atas menggambarkan bahwa perencanaan merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran harus dipersiapkan sebaik mungkin dan bukan hanya untuk memenuhi persyaratan administrasi akademik. Terlebih lagi dalam perencanaan pembelajaran dapat terlihat pemahaman dokumen normative dan alternative, dan menuangkan pemahaman itu menjadi dokumen aplikatif (silabus dan RKH) yang siap dilaksanakan. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran yang didisain oleh guru merupakan salah satu bukti profesionalisme.

B.   LANDASAN YURIDIS

Kerangka landasan yuridis dimaksudkan memberikan acuan hukum dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan undang – undang. Ada pun undang – undang yang dijadikan rujukan adalah :
1.     Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan          Nasional, pasal 28.
2.     Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar          Nasional Pendidikan.

C.   RUANG LINGKUP PERENCANAAN
Ruang lingkup perencanaan pembelajaran anak usia dini terdiri dari :
1.  Perencanaan Tahunan/Semester.
2.  Perencanaan pembelajaran pertema (silabus).
3.  Perencanaan kegiatan harian (RKH).

BAB II
Acuan Dalam Merencanakan Kegiatan Pembelajaran

A.   Standar Perencanaan Pembelajaran
1.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dalam (peristilahan), konsep atau rumusan “perencanaan” seringkali digunakan. Sebagai contoh, sebelum suatu keluarga mengadakan resepsi pernikahan atau khitanan biasanya keluarga tersebut memperkirakan dan menyusun kebutuhan yang diperlukan untuk kepentingan  resepsi. Disamping itu juga disusun langkah-langkah kerja yang akan dilakukan sampai terlaksananya acara resepsi yang diinginkan, misalnya pendataan undangan, pembuatan surat, penyebaran undangan, peminjaman gedung serta alat-alat lainnya yang diperlukan.
Dalam berbagai kamus, kita dapat menemukan pengertian istilah “perencanaan”. Menurut kamus Administrasi yang disusun The Liang Gie, perencanaan diartikan sebagai :
“Suatu aktivitas yang menggambarkan di muka hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan” (The Liang Gie, 1972, h.316).
Aktivitas yang dimaksud dalam pengertian tersebut bisa berwujud memikirkan, memperkirakan dan menyusun suatu rancangan kegiatan. Murdick dan Ross (1982, p.53) memberikan batasan perencanaan sebagai “the tought that procedes the action it involves development and selection from alternatives on the necessary course of action to objectives”.
Dalam definisi tersebut, Murdick dan Rose menekankan kegiatan perencanaan pada kegiatan pemikiran untuk merancang unsur alternatif tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pendapat tersebut sejalan dengan pandangan Ely (1979, h.7), yang membatasi pengertian perencanaan sebagai suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.
Perencanaan sebagai suatu proses dipandang Oemar Hamalik memiliki beberapa tahapan. Beberapa tahapan yang dimaksud adalah :
1. Menetapkan unsur pengajaran.
2. Merumuskan tujuan pengajaran.
3. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi.
4. Mendeskripsikan dan mengkaji tugas.
5. Melaksanakan prinsip-prinsip pengajaran.

Kelima langkah tersebut merupakan kegiatan integral, dimana antara langkah yang satu berkaitan dengan langkah lainnya. Dalam konsepsi ini, pengertian perencanaan sudah dikaitkan dengan kegiatan pengajaran.
Dalam membuat perencanaan pengajaran penting sekali diperhatikan memandang pengajaran sebagai suatu sistem tersebut, sehingga guru memperhatikan berbagai segi  yang esensial atau mendasar dalam kegiatan pengajaran. Bentuk pengajaran utuh sebagai suatu unsure akan mengandung  materi (bahan yang akan diajarkan), tujuan atau kemampuan yang akan dicapai, proses belajar mengajar yang akan diciptakan dan mendukung tercapainya tujuan, metode yang sesuai, media yang akan digunakan, fasilitas yang akan digunakan serta bentuk dan prosedur evaluasi yang akan dilakukan.
Uraian diatas memberikan beberapa kesimpulan yang dapat ditarik yaitu konsep perencanaan, pengajaran/pembelajaran dan perencanaan pengajaran/pembelajaran. Perencanaan dapat dipandang sebagai suatu proses merumuskan, menyusun dan menentukan langkah-langkah yang dilakukan dengan cara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengajaran dapat diartikan sebagai suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan guru untuk menciptakan dan mengembangkan situasi atau iklim kelas (kegiatan belajar mengajar) yang mendorong, merangsnag serta menantang anak didik (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar secara optimal. Berdasarkan kedua rumusan tersebut dapat disusun rumusan pengertian tentang perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dipandang sebagai suatu proses merumuskan, menyusun dan menentukan  langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa suatu perencanaan pengajaran mutlak diperlukan dan dilakukan jika guru ingin melakukan kegiatan pengajaran secara sistematis dan logis. Pelaksanaan kegiatan pengajaran yang sistematis dapat menghasilkan kegiatan belajar yang teratur dan dapat dikontrol.

2.    JENIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran dilihat dari alokasi waktu terdiri atas 3, yaitu:
a.    Perencanaan Tahunan/Semester.
 Perencanaan kegiatan di awal tahun merupakan salah satu tahapan awal yang harus dilakukan oleh beberapa guru. Perencanaan ini akan menggambarkan susunan strategi yang dilakukan lembaga dan juga guru dalam mencapai tujuan. Ada pun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan tahunan ini yaitu kalender akademik, sebaran tema dalam satu tahun dan jumlah indikator di setiap aspek perkembangan.
Ruang lingkup perencanaan tahunan ini meliputi perencanaan kegiatan rutin, seperti kegiatan pentas seni, memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia atau kegiatan memperingati hari besar lainnya. Perencanaan lainnya berkaitan dengan tema atau pun dengan kompetensi, seperti pejalanan sekolah (field trip), bazar (market day), atau kegiatan lainnya yang menunjang pembelajaran.
Hal tersebut di atas merupakan perencanaan yang berkaitan dengan kegiatan anak. Perencanaan tahunan juga memuat tujuan pengembangan di setiap aspek. Tujuan pembelajaran dalam kurikulum KTSP terdapat dalam standar isi yang memuat standar perkembangan, perkembangan dasar dan indikator.


b.    Perencanaan pembelajaran pertema (silabus).
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus sebagai acuan pengembangan rencana kegiatan harian memuat identitas aspek perkembangan, tema/sub tema, Standar Perkembangan, Perkembangan Dasar, ma­teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pen­capaian perkembangan, penilaian, alokasi waktu, dan sum­ber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Perkembangan (SP) dan Standar Kompetensi Lu­lusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Ting­kat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan silabus bertujuan untuk memaparkan perencanaan pembelajaran yang ada dalam silabus.
  Dalam perancangan format silabus, sebaiknya dapat memperlihatkan keterkaitan antara satu aspek perkembangan dengan perkembangan lainnya. Dengan demikian, gambaran pembelajaran yang terpadu (holistic) dan terintegrasi dapat terlihat di silabus. Hal penting yang harus dilakukan guru kelompok bermain sebelum menyusun silabus yaitu menganalisa jaringan tema. Dengan adanya tema sebagai pengait antar kegiatan yang akan dilaksanakan untuk pengembangan di berbagai aspek perkembangan, maka pembelajaran yang akan dilakukan oleh anak merupakan satu kesatuan yang utuh.

c.    Perencanaan kegiatan harian (RKH).
 Dengan memperhatikan aktivitas pembelajaran dalam dalam satu minggu pada silabus, guru telah siap untuk mengembangkan satuan acara permainan atau satuan acara pembelajaran atau sebutan lainnya yang dapat memberikan kesan tentang rancangan kegiatan permainan edukatif. Sebelum satuan acara permainan dikembangkan guru dari silabus perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Guru harus menguasai struktur tema yang telah ditetapkan sebelumnya, terutama dari aspek kedalaman, keterkaitan, kesinambungan, kedekatan, ketertarikan dari tema-tema (sub-sub temanya) dalam kehidupan anak.
2.    Rancanglah beberapa alternatif kegiatan permainan (pembelajaran) yang sesuai, tepat, dan menarik pada tema yang ada dalam program mingguan dengan mempertimbangkan hubungan antara beberapa indikator dan hasil belajar dari satu kompetensi dasar tertentu (lintas rumpun pengembangan atau dapat disebut pula hubungan kompetensi lintas kurikulum).
3.    Susunlah beberapa aktivitas permainan (pembelajaran) tersebut dalam langkah kegiatan pembelajaran seperti yang tercantum dalam format Rencana Kegiatan Harian (RKH) . Format ini juga tidak dibakukan oleh pemerintah.
4.    Tentukanlah unsur dan hasil belajar yang sesuai pada hari tersebut atau unsure lain yang dapat dicapai melalui berbagai kegiatan permainan yang akan dilakukan.

Rencana kegiatan harian sebagai gambaran perencanaan secara terperinci tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu melihat dari perencanaan dalam silabus.

3.    Tujuan Perencanaan Pembelajaran.
Tujuan perencanaan pembelajaran  dapat  diidentifikasi seperti dibawah ini:
a.       Guru dapat melakukan kegiatan pengajaran dengan menggunakan pendekatan
b.       Guru dapat menjajaki dan mengontrol seluruh proses belajar mengajar yang akan berlangsung/terjadi.
c.       Guru dapat memperagakan media secara integral (terpadu).
d.        Guru dapat menghindarkan diri dari kelupaan dan kebimbangan selama proses belajar mengajar berlangsung.
e.       Anak didik (siswa) dapat dipersiapkan terlebih dahulu untuk menerima dan mengkaji suatu bahan / materi pengajaran.
f.        Guru dapat meningkatkan hasil belajar secara efektif dan efesien.
g.       Proses kegiatan belajar mengajar akan lebih lancer.

4.    Pendekatan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
 Ada sejumlah konsep yang dapat menjadi rujukan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2004, baik untuk Taman Kanak-kanak maupun Sekolah Dasar. Beberapa konsep yang dimaksud termuat dalam pendekatan dan prinsip kegiatan belajar mengajar kurikulum KTSP, diantaranya adalah :
Ø  Pendekatan 5 pilar pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar kurikulum KTSP menggunakan pendekatan 5 pilar pendidikan mempunyai maksud bahwa dalam pelaksanaan KTSP menghendaki guru merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan murid tidak hanya belajar untuk sekedar mengetahui tentang sesuatu (learning how to know) tetapi kegiatan pembelajaran yang membimbing murid dapat melakukan atau menerapkan berbagai hal yang diketahui (learning how to to), membentuk dan memiliki sikap atau nilai tertentu (learning how to be) dan menggunakan pengetahuan, nilai dan sikap dalam berinteraksi dengan orang lain (learning how to live together), keempat pilar tersebut dipayungi pilar IMTAQ (iman dan taqwa kepada Tuhan YME).
Ø  Pendekatan Inquiri
Pendekatan inquiri yang akan membantu murid tidak sekedar memperoleh hasil belajar yang optimal melainkan juga memperoleh berbagai keterampilan inquri yang dalam berbagai hal ditunjukkan oleh pengguasaan keterampilan proses. Keterampilan proses akan membantu murid agar proses pemerolehan berbagai konsep pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai dilakukannya sendiri melalui sejumlah proses seperti mengamati, mencari, menemukan, mengklasifikasi, membedakan, mendiskusikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Ø  Pendekatan konstruktivisme.
Pendekatan ini meyakini bahwa setiap anak didik mempunyai kemauan dan kesanggupan dalam mencari, menemukan dan membangun sendiri pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Tugas guru yang utama adalah sebagai disainer, motivator dan fasilitator.

Ø  Pendekatan Jaringan pengetahuan
Pendekatan ini mengaitkan pengetahuan yang satu dengan yang lain menjadi pengetahuan yang utuh.
Ø  Pendekatan sistem.
Guru dapat melakukan kegiatan pengajaran dengan menggunakan pendekatan _nsure. Dalam hal ini, guru akan melaksanakan kegiatan pengajaran dengan mempertimbaangkan berbagai komponen yang seharusnya ada dalam suatu kegiatan pengajaran yang utuh (totalitas). Komponen perencanaan tersebut terdiri kemampuan (tujuan) yang akan dicapai, Pola kegiatan belajar mengajar yang akan disusun untuk mencapai target kemampuan (tujuan) yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan materi/bahan yang akan disampaikan, metode dan media yang sesuai dan akan digunakan, fasilitas yang diperlukan serta jenis dan prosedur penilaian yang akan dilakukan.
5.    Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Selain acuan pendekatan pembelajaran di atas yang dijadikan rujukan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, kurikulum berbasis kompetensi telah menyediakan sejumlah prinsip dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sejumlah prinsip yang dimaksud adalah :
a.    Berpusat pada Siswa  (Child Centre).
Hal ini berarti bahwa pusat kegiatan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar harus bertitik tolak atau bertumpu pada aktivitas siswa sebagai individu yang belajar.
b.    Belajar dengan Melakukan (Learning by Doing).
Prinsip ini didasarkan pada semangat bahwa pendidikan bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge) sehingga belajar hanya sekedar tahu (learning how to know) namun pendidikan atau pembelajaran harus mengantarkan dan membimbing anak didik untuk melakukan atau mengimplementasikan berbagai pengetahuan yang dimiliki dalam berbagai tindakan yang nyata dan bermakna dalam keihidupan anak itu sendiri (learning how to do).  dalam kehidupan nyata.
c.    Mengembangkan Kemampuan Sosial.
Kegiatan belajar mengajar seharusnya dapat memberikan sejumlah pengalaman nyata pada anak didik melalui berbagai interaksi sosial dengan teman sejawatnya dan sumber belajar lain.
d.    Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi dan Fitrah Bertuhan
Fitrah ber-Tuhan merupakan bekal potensi yang diamanahkan dan diberikan Tuhan pada setiap anak agar dapat dipelihara dan dikembangkan sehingga kelak anak didik menjadi pribadi dewasa yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan sesuai dengan kaidah yang diajarkan dalam agama.
e.     Mengembangkan keterampilan Pemecahan Masalah
Hal ini berarti bahwa kegiatan belajar mengajar harus memberikan kesempatan pada anak didik untuk memilki berbagai keterampilan memecahkan dalam rangka penguasaan bidang studi atau bidang pengembangan tertentu.



f.     Mengembangkan Kreativitas Siswa
Prinsip ini mengharuskan guru menyediakan dan menciptakan lingkungan belajar mengajar yang memberikan kesempatan dan bimbingan pada anak didik untuk bersikap dan perilaku kreatif.
g.    Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi
Kegiatan belajar mengajar harus memberikan kesempatan dan fasilitas pada anak didik untuk mengenal, memahami dan menggunakan ilmu dan teknologi dalam berbagai aktivitas kehidupan.
h.    Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik
Hal ini memberikan isayarat bahwa kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru seharusnya dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari berbagai potensi dan kelemahan bangsa sehingga dapat membentuk diri sebagai warga negara yang tangguh dan bertanggung jawab.

6.    Kriteria Perencanaan yang Baik.
 Perencanaan yang baik secara umum mempunyai batasan atau tolok ukur, sebagai berikut :
1.   Pemilihan sarana dan prasarana dilakukan secara seimbang dan relevan (sesuai) dengan situasi dan kondisi yang akan dihadapi.
2.   Strategi dipilih dan ditentukan sesuai dengna ketentuan dan keadaan dalam situasi tertentu.
3.   Perencana hendaknya memiliki “a sense of strategy” yaitu suatu kemampuan (“kepekaan”) dalam menyusun dan mengumpulkan kekuatan yang ada untuk memilih kedudukan yang menguntungkan dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi.
4.   Memperhitungkan segi-segi yang nampak akan mempengaruhi ketercapaian tujuan yang akan diharapkan.

Adapun kriteria perencanaan pengajaran secara khusus akan mencakup :
1.   Tujuan dan sumber harus jelas sebelum perencanaan disusun dan dirumuskan.
2.   Adanya keterkaitan antara komponen yang terdapat dalam sistem pengajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.   Adanya koreksi terhadap setiap kemajuan yang telah dicapai.
4.   Perencanaan pengajaran harus relevan dengan kegiatan lainnya, seperti kegiatan bimbingan di TK.
5.   Adanya koordinasi dalam hal tenaga, biaya, fasilitas, peralatan dan waktu.
6.   Adanya evaluasi secara bertahap terhadap kemajuan yang telah diperoleh sebagai umpan balik (feed back) perbaikan atau pengembangan lebih lanjut.


B.    ACUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN ALTERNATIF
 Dalam menyusun perencanaan pembelajaran ada beberapa alternative acuan/pedoman. Beberapa alternative tersebut yaitu :
1.    Berdasarkan acuan kurikulum.
 Perencanaan yang mengacu pada kurikulum konvensional seperti KTSP, memiliki 3 tahapan perencanaan yaitu dimulai  dari perencanaan yang disususn selama satu tahun ajaran, lalu di turunkan menjadi perencanaan persemeter. Dari perencanaan selama satu semester tersebut diperjelas dalam perencanaan persatuan waktu seperti pertema yang dinamakan silabus, dan terakhir dari silabus dituangkan dalam perencanaan kegiatan harian.
Tujuan pembelajarannya pun mengacu pada standar perkembangan kurikulum yang dipakai. Tidak hanya itu, akan tetapi pendekatan, prinsip dan tahapan perencanaan proses kegiatan pembelajaran pun mengacu pada kurikulum yang dipakai. Saat ini kurikulum yang sedang disosialisasikan oleh pemerintah yaitu KTSP, maka semua perencanaan sebagai bagian dari proses pembelajaran terdapat dalam standar proses.
2.    Berdasarkan acuan model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan suatu set disain atau rancangan isi dan langkah-langkah yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai alternatif lain yang dapat digunakan sebagai acuan merumuskan perencanaan pembelajaran yaitu dengan mengacu pada model pembelajaran yang dipakai oleh lembaga pendidikan tersebut. Adapun beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak  yaitu :
1.    Model pembelajaran Montessori.
2.    Model pembelajaran proyek.
3.    Model pembelajaran sentra
4.    Model pembelajaran spielformen.
5.    Model pembelajaran alam.
6.    Model pembelajaran simbiosis.
7.    Pendekatan BCCT.
Sebagai set disain dalm pembelajaran, model pembelajaran memiliki komponen yang masing-masing dari komponen tersebut menggambarkan ciri khas dan keunikan dari model pembelajaran tersebut.


Pengertian dari ketujuh model diatas adalah :

1.   Model Pembelajaran Montessori.
Langkah-langkah jalan pengajaran yang dipakai untuk memasukan bahan pengajaran dalam jiwa anak selalu sama, yaitu 3 langkah sebagai berikut :
a.     Langkah memberi asosiasi atau menunjukan,
b.       Langkah mengenal,
c.        Langkah mengingat.
Berikut diberikan sebuah contoh dalam melatih warna dengan langkah    langkah tersebut:
1)     Langkah menunjukkan.
Guru sambil memperhatikan kertas merah, mengatakan : “ini merah!” Begitu pula warna lain : putih, hijau, kuning, dan sebagainya.
2)     Langkah mengenal.
Guru mengacaukan kertas–kertas berwarna itu dan kemudian berkata:”Ambilah merah!”.
3)     Langkah Mengingat.
Dari kertas-kertas berwarna yang dikacaukan tadi guru mengambil sehelai dan bertanya : “Ini warna apa?”.

2.      Model Pembelajaran Proyek.
Hal utama yang menjadi perhatian dari model pembelajaran proyek adalah pusat minat anak. Di bawah ini adalah dasar penentuan minat anak :
·         Adanya ketertarikan anak pada tema atau pokok masalah yang ditentukan.
·         Tema atau pokok masalah hendaknya didasarkan pada perkemba ngan anak.
·         Tema atau pokok masalah hendaknya ditentukan berdasarkan keadaan lingkungan yang di sekitar anak.
·         Tema atau pokok masalah ditetapk an berdasarkan isi dari masing-masing bidang pengembangan.
Adapun tahapan kegiatan pembelajaran di model proyek yaitu :
ü  Langkah Persiapan
ü   Pendahuluan
ü  Perjalanan Sekolah atau Survey
ü  Pengolahan Masalah
ü  Pameran

3.      Model Pembelajaran Sentra.
Beberapa hal yang menjadi ciri khas pembelajaan sentra yaitu classroom managementnya. Ruang kelas dalam model ini merupakan sebuah ruangan yang luas yang terdiri beberapa sentra sebagai tempat kegiatan anak. Penamaan sentra disesuaikan dengan konsep yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Untuk anak didik, setiap anak akan memperoleh tugas dan penjelasan secara garis besar dalam bentuk pengajaran klasikal tentang bahan pengajaran pada suatu sentra/area bidang pengembangan. Masing-masing anak dapat memilih sentra/area yang akan diikuti terlebih dahulu.

4.      Model Pembelajaran Spielformen
 Langkah-langkah penyusunan perencanaan dalam model pembelajaran spielformen :
ü  Perhatikan komposisi Indikator  dalam Silabus.
ü  Tentukan fokus Indikator yang dapat dikembangkan dengan spielformen (terutama pada bidang Seni (Art).
ü  Rancanglah bentuk permainan spielformen pada indikator tersebut sebagai kegiatan inti (utama).
ü  Buatlah bentuk permainan pada masing-masing kemampuan lainnya dengan titik tolak pada permainan pokok.
ü  Susunlah hasil spielformen anak dalam tempat pemajangan hasil karya anak.

5.       Model Pembelajaran Alam.
Salah satu yang membedakan model pembelajaran ini dangan yang lain yaitu tertelak pada tahapan pembelajarannya. Model pembelajaran alam terdiri dari 5 tahapan yaitu :
a.   Penentuan minat anak.
b.      Melakukan perjalanan sekolah.
c.       Pembahasan hasil pengamatan.
d.      Menceritakan lingkungan yang diamati.
e.       Kegiatan ekspresi.

6.      Model Pembelajaran Simbiotis
Model pengajaran simbiotis ini memberikan kesempatan anak untuk belajar dan bekerja, baik secara individu maupun kelompok. Dalam model pembelajaran ini ada tiga tahapan pembelajaran yang terdiri dari :
a.   Observasi.
b.      Asosiasi.
c.       Ekspresi.

7.      Pendekatan BCCT.
Pendekatan Beyond Circle Centre Time (BCCT) sangat memperhatikan tahapan bermain anak. Oleh karena itu, jenis kegiatan main harus sesuai dengan perkembangan anak sehingga anak senang dan mau mematuhi peraturan yang diberikan. Tahapan kegiatan dalam pendekatan BCCT terdiri dari :
a.     Main pembukaan.
Setelah waktu yang ditentukan tiba, anak diajak dalam lingkaran, untuk menyanyikan lagu anak-anak dan berdoa pembukaan lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan antara lain dapat bernyanyi bersama, mendongeng, berdiskusi dan lain-lain.
b.       Kegiatan inti di masing-masing sentra yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
·         Pijakan pengalaman sebelum bermain.
a.     Pendidik dan anak duduk melingkar. Pendidik memberi salam dan menanyakan kabar anak-anak.
b.       Pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang hadir hari ini (mengabsen).
c.        Berdoa bersama.
d.       Pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
e.        Pendidik bercerita yang terkait dengan tema dan alat mainan yang disediakan.
f.        Pendidik menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat mainan, kapan memulai dan mengakhiri bermain dan cara merapikan kembali alat mainan yang sudah dimainkan.
g.       Mempersilahkan anak untuk mulai bermain.
·         Pijakan pengalaman saat bermain.
a.       Berkeliling untuk memberi pijakan selama main kepada anak
b.       Memberikan waktu kepada anak untuk mengelola dan memperluas pengalaman main
c.        Memberi pijakan pada anak dengan bertanya
d.       Mencontohkan komunikasi yang tepat
e.       Memperkuat dan memperluas bahasa anak
f.        Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
g.       Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan anak.
·         Pijakan pengalaman setelah bermain.
     Anak-anak di masing-masing sentra dikumpulkan kembali menjadi satu lingkaran. Pendidik menanyakan pada setiap anak tentang kegiatan main yang tadi dilakukan.



























BAB IV
PENUTUP

Pentingnya perencanaan sebagai bagian dari proses pembelajaran mengharuskan pendidik memiliki pengetahuan dan juga keterampilan dalam menyusun dan mengembangkan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan acuan yang berlaku. Selain itu, pendidik juga harus memperkaya pengetahuannya tentang berbagai macam penyusunan perencanaan pembelajaran dengan berbagai pendekatan, seperti pendekatan model pembelajaran.
Panduan perencanaan pembelajaran ini disusun untuk memenuhi kebutuhan para pendidik dalam membuat perencanaan pembelajaran sebagai tuntutan profesionalitas para pendidik. Dalam pelaksanaannya, panduan ini memberikan beberapa referensi dan bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengembangan perencanaan pembelajaran selanjutnya diserahkan pada pihak penyelenggara kelompok bermain.




















Daftar  Pustaka :

Charles Wolfgang, and Mary E. wolfgang. School for Young Children : Developmentally Appropriate Practices. (Needham Heights, Florida Universsity : Allyn and Bacon, 1992).
Carrol Cattron, and Jan Allen. Early Childhood Curriculum, Second Edition. (New Jersey : Merril an Imprint of Pretice Hall, 1993).
Celia Anita Decker,  and John R. Decker. Planning and Administering Early Childhood Education Programs, fifth edition. (New york : merril an George Imprint of Macmillan Publishing Company, 1992).  
Hapidin. Model-Model Pendidikan Untuk Anak Usia Dini. (Jakarta : Ghiyats Alfiani Press -2000).
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997)

0 Response to "TUGAS MAKALAH PKR"

Posting Komentar

terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel