TUGAS MAKALAH PKR
MAKALAH
Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Kelompok
Mata kuliah :
Dosen : Caspiyah, M.Pd
Disusun
oleh :
SRI SUBEKTI
IIS NURJANAH
ASEP MUHAMMAD SANDI HALIM AL AHMED
KELAS C5
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
MENGAPA
PERENCANAAN ITU PENTING ?
Penyelenggaraan perencanaan
pembelajaran merupakan awal dari sebuah proses pembelajaran. Bagian utama dalam
pelaksanaan kurikulum di sebuah lembaga pendidikan terdapat di proses
pembelajaran. Oleh karena itu guru atau pendidik dituntut dapat mendisain dan melaksanakan
sebuah proses pembelajaran. Hal tersebut menjadi salah satu tugas profesional
seorang guru. Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru
dapat menggunakan landasan konsep teori perencanaan pembelajaran atau dikenal
dengan instructional planning atau konsep perencanaan yang dikehendaki
dalam kurikulum. Kurikulum memuat berbagai konsep pengaturan kegiatan
pendidikan, diantaranya adalah kegiatan merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Hal ini memberikan isyarat bahwa sebelum merencanakan
pembelajaran, guru harus memahami konsep kurikulum yang menjadi kesepakatan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Konsep kurikulum yang dimaksud tidak hanya
kurikulum generik (umum) yang biasannya disusun dan dikembangkan pemerintah
tetapi juga meliputi kurikulum yang secara khas dipergunakan dan dikembangkan
oleh suatu lembaga pendidikan.
Dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan di Indonesia, pemerintah telah memberlakukan beberapa kebijakan
tentang pemberlakuan dan penggunaan kurikulum pada setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan. Pola perubahan kurikulum tersebut dengan berbagai latar
belakangnya telah memberi pengaruh pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, termasuk kegiatan merencanakan pembelajaran. Sebelum pemberlakuan
KTSP, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang
secara teknis diatur dalam kurikulum sehingga muncul bentuk panduan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis kegiatan belajar mengajar. Bentuk panduan
seperti itu tidak diadakan lagi dalam pelaksanaan KTSP sesuai dengan semangat
desentralisasi dan menajemen berbasis sekolah. Pelaksanaan KTSP dalam bentuk
teknis merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sepenuhnya diserahkan pada
pihak penyelenggara pendidikan, khususnya guru sebagai tenaga profesional. KTSP
hanya memuat konsep atau rumusan-rumusan umum tentang perencanaan silabus dan
kegiatan pembelajaran. Rumusan umum tersebut dapat dijadikan landasan berpikir
guru untuk membuat berbagai bentuk perencanaan pembelajaran dan pola kegiatan
pembelajaran secara bebas, variatif dan kreatif. Dengan demikian, kebijakan
kurikulum tidak lagi membelenggu tugas profesional guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Penjabaran di atas menggambarkan
bahwa perencanaan merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran dan
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran harus
dipersiapkan sebaik mungkin dan bukan hanya untuk memenuhi persyaratan
administrasi akademik. Terlebih lagi dalam perencanaan pembelajaran dapat terlihat
pemahaman dokumen normative dan alternative, dan menuangkan pemahaman itu
menjadi dokumen aplikatif (silabus dan RKH) yang siap dilaksanakan. Oleh karena
itu, perencanaan pembelajaran yang didisain oleh guru merupakan salah satu
bukti profesionalisme.
B. LANDASAN YURIDIS
Kerangka landasan yuridis
dimaksudkan memberikan acuan hukum dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
berdasarkan undang – undang. Ada pun undang – undang yang dijadikan rujukan
adalah :
1. Undang-Undang nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 28.
2. Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
C. RUANG LINGKUP PERENCANAAN
Ruang lingkup perencanaan
pembelajaran anak usia dini terdiri dari :
1. Perencanaan Tahunan/Semester.
2. Perencanaan pembelajaran
pertema (silabus).
3. Perencanaan kegiatan
harian (RKH).
BAB II
Acuan Dalam Merencanakan Kegiatan Pembelajaran
A. Standar
Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dalam (peristilahan), konsep atau
rumusan “perencanaan” seringkali digunakan. Sebagai contoh, sebelum suatu
keluarga mengadakan resepsi pernikahan atau khitanan biasanya keluarga tersebut
memperkirakan dan menyusun kebutuhan yang diperlukan untuk kepentingan resepsi. Disamping itu juga disusun
langkah-langkah kerja yang akan dilakukan sampai terlaksananya acara resepsi
yang diinginkan, misalnya pendataan undangan, pembuatan surat, penyebaran
undangan, peminjaman gedung serta alat-alat lainnya yang diperlukan.
Dalam berbagai kamus, kita dapat
menemukan pengertian istilah “perencanaan”. Menurut kamus Administrasi yang
disusun The Liang Gie, perencanaan diartikan sebagai :
“Suatu aktivitas yang menggambarkan
di muka hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan” (The Liang Gie, 1972, h.316).
Aktivitas yang dimaksud dalam
pengertian tersebut bisa berwujud memikirkan, memperkirakan dan menyusun suatu
rancangan kegiatan. Murdick dan Ross (1982, p.53) memberikan batasan
perencanaan sebagai “the tought that procedes the action it involves
development and selection from alternatives on the necessary course of action
to objectives”.
Dalam definisi tersebut, Murdick dan
Rose menekankan kegiatan perencanaan pada kegiatan pemikiran untuk merancang
unsur alternatif tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Pendapat tersebut sejalan dengan pandangan Ely (1979, h.7), yang
membatasi pengertian perencanaan sebagai suatu proses dan cara berpikir yang
dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.
Perencanaan sebagai suatu proses
dipandang Oemar Hamalik memiliki beberapa tahapan. Beberapa tahapan yang
dimaksud adalah :
1. Menetapkan unsur pengajaran.
2. Merumuskan tujuan pengajaran.
3. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi.
4. Mendeskripsikan dan mengkaji tugas.
5. Melaksanakan prinsip-prinsip pengajaran.
Kelima langkah tersebut merupakan
kegiatan integral, dimana antara langkah yang satu berkaitan dengan langkah
lainnya. Dalam konsepsi ini, pengertian perencanaan sudah dikaitkan dengan
kegiatan pengajaran.
Dalam membuat perencanaan pengajaran
penting sekali diperhatikan memandang pengajaran sebagai suatu sistem tersebut,
sehingga guru memperhatikan berbagai segi yang esensial atau mendasar
dalam kegiatan pengajaran. Bentuk pengajaran utuh sebagai suatu unsure akan
mengandung materi (bahan yang akan diajarkan), tujuan atau kemampuan yang
akan dicapai, proses belajar mengajar yang akan diciptakan dan mendukung
tercapainya tujuan, metode yang sesuai, media yang akan digunakan, fasilitas
yang akan digunakan serta bentuk dan prosedur evaluasi yang akan dilakukan.
Uraian diatas memberikan beberapa
kesimpulan yang dapat ditarik yaitu konsep perencanaan, pengajaran/pembelajaran
dan perencanaan pengajaran/pembelajaran. Perencanaan dapat dipandang sebagai
suatu proses merumuskan, menyusun dan menentukan langkah-langkah yang dilakukan
dengan cara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengajaran dapat diartikan sebagai suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan guru
untuk menciptakan dan mengembangkan situasi atau iklim kelas (kegiatan belajar
mengajar) yang mendorong, merangsnag serta menantang anak didik (siswa) untuk
melakukan kegiatan belajar secara optimal. Berdasarkan kedua rumusan tersebut
dapat disusun rumusan pengertian tentang perencanaan pengajaran. Perencanaan
pengajaran dapat dipandang sebagai suatu proses merumuskan, menyusun dan
menentukan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa suatu
perencanaan pengajaran mutlak diperlukan dan dilakukan jika guru ingin
melakukan kegiatan pengajaran secara sistematis dan logis. Pelaksanaan kegiatan
pengajaran yang sistematis dapat menghasilkan kegiatan belajar yang teratur dan
dapat dikontrol.
2. JENIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran dilihat dari alokasi waktu terdiri atas 3, yaitu:
a. Perencanaan Tahunan/Semester.
Perencanaan kegiatan di awal tahun merupakan salah satu tahapan awal yang
harus dilakukan oleh beberapa guru. Perencanaan ini akan menggambarkan susunan
strategi yang dilakukan lembaga dan juga guru dalam mencapai tujuan. Ada pun
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan tahunan ini
yaitu kalender akademik, sebaran tema dalam satu tahun dan jumlah indikator di
setiap aspek perkembangan.
Ruang lingkup perencanaan tahunan ini meliputi perencanaan kegiatan rutin,
seperti kegiatan pentas seni, memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia
atau kegiatan memperingati hari besar lainnya. Perencanaan lainnya berkaitan
dengan tema atau pun dengan kompetensi, seperti pejalanan sekolah (field
trip), bazar (market day), atau kegiatan lainnya yang menunjang
pembelajaran.
Hal tersebut di atas merupakan perencanaan yang berkaitan dengan kegiatan
anak. Perencanaan tahunan juga memuat tujuan pengembangan di setiap aspek.
Tujuan pembelajaran dalam kurikulum KTSP terdapat dalam standar isi yang memuat
standar perkembangan, perkembangan dasar dan indikator.
b. Perencanaan pembelajaran pertema
(silabus).
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus sebagai acuan pengembangan rencana kegiatan harian
memuat identitas aspek perkembangan, tema/sub tema, Standar Perkembangan,
Perkembangan Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
perkembangan, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Perkembangan (SP) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan silabus bertujuan untuk memaparkan
perencanaan pembelajaran yang ada dalam silabus.
Dalam perancangan format silabus,
sebaiknya dapat memperlihatkan keterkaitan antara satu aspek perkembangan
dengan perkembangan lainnya. Dengan demikian, gambaran pembelajaran yang
terpadu (holistic) dan terintegrasi dapat terlihat di silabus. Hal penting yang
harus dilakukan guru kelompok bermain sebelum menyusun silabus yaitu
menganalisa jaringan tema. Dengan adanya tema sebagai pengait antar kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk pengembangan di berbagai aspek perkembangan, maka
pembelajaran yang akan dilakukan oleh anak merupakan satu kesatuan yang utuh.
c. Perencanaan kegiatan harian
(RKH).
Dengan memperhatikan aktivitas pembelajaran dalam dalam satu minggu pada
silabus, guru telah siap untuk mengembangkan satuan acara permainan atau satuan
acara pembelajaran atau sebutan lainnya yang dapat memberikan kesan tentang
rancangan kegiatan permainan edukatif. Sebelum satuan acara permainan
dikembangkan guru dari silabus perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Guru harus menguasai struktur
tema yang telah ditetapkan sebelumnya, terutama dari aspek kedalaman, keterkaitan, kesinambungan, kedekatan, ketertarikan
dari tema-tema (sub-sub temanya) dalam kehidupan anak.
2. Rancanglah beberapa alternatif
kegiatan permainan (pembelajaran) yang sesuai, tepat, dan menarik pada tema
yang ada dalam program mingguan dengan mempertimbangkan hubungan antara
beberapa indikator dan hasil belajar dari satu kompetensi dasar tertentu
(lintas rumpun pengembangan atau dapat disebut pula hubungan kompetensi lintas
kurikulum).
3. Susunlah beberapa aktivitas permainan
(pembelajaran) tersebut dalam langkah kegiatan pembelajaran seperti yang
tercantum dalam format Rencana Kegiatan Harian (RKH) . Format ini juga tidak dibakukan oleh pemerintah.
4. Tentukanlah unsur dan hasil belajar yang sesuai pada
hari tersebut atau unsure lain yang dapat dicapai melalui berbagai kegiatan
permainan yang akan dilakukan.
Rencana kegiatan harian sebagai gambaran perencanaan
secara terperinci tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu melihat
dari perencanaan dalam silabus.
3. Tujuan Perencanaan
Pembelajaran.
Tujuan perencanaan pembelajaran dapat
diidentifikasi seperti dibawah ini:
a. Guru dapat melakukan kegiatan pengajaran dengan
menggunakan pendekatan
b. Guru dapat menjajaki dan mengontrol seluruh proses
belajar mengajar yang akan berlangsung/terjadi.
c. Guru dapat memperagakan media secara integral
(terpadu).
d. Guru dapat
menghindarkan diri dari kelupaan dan kebimbangan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
e. Anak didik (siswa) dapat dipersiapkan terlebih dahulu
untuk menerima dan mengkaji suatu bahan / materi pengajaran.
f.
Guru dapat
meningkatkan hasil belajar secara efektif dan efesien.
g. Proses kegiatan belajar mengajar akan lebih lancer.
4. Pendekatan Penyusunan
Perencanaan Pembelajaran
Ada sejumlah konsep yang dapat menjadi rujukan
penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kurikulum
2004, baik untuk Taman Kanak-kanak maupun Sekolah Dasar. Beberapa konsep yang
dimaksud termuat dalam pendekatan dan prinsip kegiatan belajar mengajar
kurikulum KTSP, diantaranya adalah :
Ø Pendekatan 5 pilar pendidikan.
Kegiatan
belajar mengajar kurikulum KTSP menggunakan pendekatan 5 pilar pendidikan
mempunyai maksud bahwa dalam pelaksanaan KTSP menghendaki guru merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan murid tidak hanya belajar
untuk sekedar mengetahui tentang sesuatu (learning how to know) tetapi
kegiatan pembelajaran yang membimbing murid dapat melakukan atau menerapkan
berbagai hal yang diketahui (learning how to to), membentuk dan memiliki
sikap atau nilai tertentu (learning how to be) dan menggunakan
pengetahuan, nilai dan sikap dalam berinteraksi dengan orang lain (learning
how to live together), keempat pilar tersebut dipayungi pilar IMTAQ (iman
dan taqwa kepada Tuhan YME).
Ø Pendekatan Inquiri
Pendekatan
inquiri yang akan membantu murid tidak sekedar memperoleh hasil belajar yang
optimal melainkan juga memperoleh berbagai keterampilan inquri yang dalam
berbagai hal ditunjukkan oleh pengguasaan keterampilan proses. Keterampilan
proses akan membantu murid agar proses pemerolehan berbagai konsep pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai dilakukannya sendiri melalui sejumlah
proses seperti mengamati, mencari, menemukan, mengklasifikasi, membedakan,
mendiskusikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Ø Pendekatan konstruktivisme.
Pendekatan
ini meyakini bahwa setiap anak didik mempunyai kemauan dan kesanggupan dalam
mencari, menemukan dan membangun sendiri pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai. Tugas guru yang utama adalah sebagai disainer, motivator dan
fasilitator.
Ø Pendekatan Jaringan pengetahuan
Pendekatan
ini mengaitkan pengetahuan yang satu dengan yang lain menjadi pengetahuan yang
utuh.
Ø Pendekatan sistem.
Guru dapat melakukan kegiatan pengajaran dengan
menggunakan pendekatan _nsure. Dalam hal ini, guru akan melaksanakan kegiatan
pengajaran dengan mempertimbaangkan berbagai komponen yang seharusnya ada dalam
suatu kegiatan pengajaran yang utuh (totalitas). Komponen perencanaan tersebut
terdiri kemampuan (tujuan) yang akan dicapai, Pola kegiatan belajar mengajar
yang akan disusun untuk mencapai target kemampuan (tujuan) yang telah
ditetapkan dengan mempertimbangkan materi/bahan yang akan disampaikan, metode
dan media yang sesuai dan akan digunakan, fasilitas yang diperlukan serta jenis
dan prosedur penilaian yang akan dilakukan.
5. Prinsip-Prinsip Perencanaan
Pembelajaran
Selain acuan pendekatan pembelajaran
di atas yang dijadikan rujukan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran, kurikulum berbasis kompetensi telah menyediakan sejumlah prinsip
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sejumlah prinsip yang dimaksud
adalah :
a. Berpusat pada Siswa (Child Centre).
Hal ini
berarti bahwa pusat kegiatan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar harus
bertitik tolak atau bertumpu pada aktivitas siswa sebagai individu yang
belajar.
b. Belajar dengan Melakukan (Learning by Doing).
Prinsip ini
didasarkan pada semangat bahwa pendidikan bukan sekedar proses pengalihan
pengetahuan (transfer of knowledge) sehingga belajar hanya sekedar tahu
(learning how to know) namun pendidikan atau pembelajaran harus
mengantarkan dan membimbing anak didik untuk melakukan atau mengimplementasikan
berbagai pengetahuan yang dimiliki dalam berbagai tindakan yang nyata dan
bermakna dalam keihidupan anak itu sendiri (learning how to do). dalam
kehidupan nyata.
c. Mengembangkan Kemampuan Sosial.
Kegiatan
belajar mengajar seharusnya dapat memberikan sejumlah pengalaman nyata pada
anak didik melalui berbagai interaksi sosial dengan teman sejawatnya dan sumber
belajar lain.
d. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi dan Fitrah
Bertuhan
Fitrah
ber-Tuhan merupakan bekal potensi yang diamanahkan dan diberikan Tuhan pada
setiap anak agar dapat dipelihara dan dikembangkan sehingga kelak anak didik
menjadi pribadi dewasa yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan sesuai dengan
kaidah yang diajarkan dalam agama.
e. Mengembangkan
keterampilan Pemecahan Masalah
Hal ini
berarti bahwa kegiatan belajar mengajar harus memberikan kesempatan pada anak
didik untuk memilki berbagai keterampilan memecahkan dalam rangka penguasaan
bidang studi atau bidang pengembangan tertentu.
f. Mengembangkan Kreativitas Siswa
Prinsip ini
mengharuskan guru menyediakan dan menciptakan lingkungan belajar mengajar yang
memberikan kesempatan dan bimbingan pada anak didik untuk bersikap dan perilaku
kreatif.
g. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi
Kegiatan
belajar mengajar harus memberikan kesempatan dan fasilitas pada anak didik
untuk mengenal, memahami dan menggunakan ilmu dan teknologi dalam berbagai
aktivitas kehidupan.
h. Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik
Hal ini
memberikan isayarat bahwa kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru
seharusnya dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari berbagai
potensi dan kelemahan bangsa sehingga dapat membentuk diri sebagai warga negara
yang tangguh dan bertanggung jawab.
6. Kriteria Perencanaan yang Baik.
Perencanaan yang baik secara umum mempunyai
batasan atau tolok ukur, sebagai berikut :
1. Pemilihan sarana dan prasarana dilakukan secara
seimbang dan relevan (sesuai) dengan situasi dan kondisi yang akan dihadapi.
2. Strategi dipilih dan ditentukan sesuai dengna
ketentuan dan keadaan dalam situasi tertentu.
3. Perencana hendaknya memiliki “a sense of strategy”
yaitu suatu kemampuan (“kepekaan”) dalam menyusun dan mengumpulkan kekuatan
yang ada untuk memilih kedudukan yang menguntungkan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi.
4. Memperhitungkan segi-segi yang nampak akan
mempengaruhi ketercapaian tujuan yang akan diharapkan.
Adapun kriteria perencanaan
pengajaran secara khusus akan mencakup :
1. Tujuan dan sumber harus jelas sebelum perencanaan
disusun dan dirumuskan.
2. Adanya keterkaitan antara komponen yang terdapat dalam
sistem pengajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Adanya koreksi terhadap setiap kemajuan yang telah
dicapai.
4. Perencanaan pengajaran harus relevan dengan kegiatan
lainnya, seperti kegiatan bimbingan di TK.
5. Adanya koordinasi dalam hal tenaga, biaya, fasilitas,
peralatan dan waktu.
6. Adanya evaluasi secara bertahap terhadap kemajuan yang
telah diperoleh sebagai umpan balik (feed back) perbaikan atau pengembangan
lebih lanjut.
B. ACUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN ALTERNATIF
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran ada
beberapa alternative acuan/pedoman. Beberapa alternative tersebut yaitu :
1. Berdasarkan acuan kurikulum.
Perencanaan yang mengacu pada kurikulum
konvensional seperti KTSP, memiliki 3 tahapan perencanaan yaitu dimulai
dari perencanaan yang disususn selama satu tahun ajaran, lalu di turunkan
menjadi perencanaan persemeter. Dari perencanaan selama satu semester tersebut
diperjelas dalam perencanaan persatuan waktu seperti pertema yang dinamakan
silabus, dan terakhir dari silabus dituangkan dalam perencanaan kegiatan harian.
Tujuan pembelajarannya pun mengacu
pada standar perkembangan kurikulum yang dipakai. Tidak hanya itu, akan tetapi
pendekatan, prinsip dan tahapan perencanaan proses kegiatan pembelajaran pun
mengacu pada kurikulum yang dipakai. Saat ini kurikulum yang sedang
disosialisasikan oleh pemerintah yaitu KTSP, maka semua perencanaan sebagai
bagian dari proses pembelajaran terdapat dalam standar proses.
2. Berdasarkan acuan model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan suatu set disain atau rancangan isi dan langkah-langkah yang akan
dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai alternatif lain yang dapat digunakan sebagai acuan
merumuskan perencanaan pembelajaran yaitu dengan mengacu pada model
pembelajaran yang dipakai oleh lembaga pendidikan tersebut. Adapun beberapa
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu :
1. Model pembelajaran Montessori.
2. Model pembelajaran proyek.
3. Model pembelajaran sentra
4. Model pembelajaran spielformen.
5. Model pembelajaran alam.
6. Model pembelajaran simbiosis.
7. Pendekatan BCCT.
Sebagai set disain dalm
pembelajaran, model pembelajaran memiliki komponen yang masing-masing dari
komponen tersebut menggambarkan ciri khas dan keunikan dari model pembelajaran
tersebut.
Pengertian
dari ketujuh model diatas adalah :
1.
Model Pembelajaran Montessori.
Langkah-langkah jalan pengajaran
yang dipakai untuk memasukan bahan pengajaran dalam jiwa anak selalu sama,
yaitu 3 langkah sebagai berikut :
a. Langkah memberi asosiasi atau menunjukan,
b.
Langkah mengenal,
c.
Langkah mengingat.
Berikut diberikan sebuah contoh dalam melatih warna dengan
langkah langkah tersebut:
1)
Langkah
menunjukkan.
Guru sambil
memperhatikan kertas merah, mengatakan : “ini merah!” Begitu pula warna lain :
putih, hijau, kuning, dan sebagainya.
2)
Langkah mengenal.
Guru mengacaukan kertas–kertas berwarna itu dan kemudian berkata:”Ambilah
merah!”.
3)
Langkah
Mengingat.
Dari kertas-kertas berwarna yang dikacaukan tadi guru
mengambil sehelai dan bertanya : “Ini warna apa?”.
2.
Model Pembelajaran Proyek.
Hal utama yang menjadi perhatian dari model pembelajaran proyek adalah
pusat minat anak. Di bawah ini adalah dasar penentuan minat anak :
·
Adanya
ketertarikan anak pada tema atau pokok masalah yang ditentukan.
·
Tema atau pokok
masalah hendaknya didasarkan pada perkemba ngan anak.
·
Tema atau pokok
masalah hendaknya ditentukan berdasarkan keadaan lingkungan yang di sekitar
anak.
·
Tema atau pokok
masalah ditetapk an berdasarkan isi dari masing-masing bidang pengembangan.
Adapun tahapan kegiatan pembelajaran di model proyek yaitu :
ü Langkah Persiapan
ü Pendahuluan
ü Perjalanan Sekolah atau Survey
ü Pengolahan Masalah
ü Pameran
3.
Model Pembelajaran Sentra.
Beberapa hal yang menjadi ciri khas pembelajaan sentra yaitu classroom
managementnya. Ruang kelas dalam model ini merupakan sebuah ruangan yang luas
yang terdiri beberapa sentra sebagai tempat kegiatan anak. Penamaan sentra
disesuaikan dengan konsep yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Untuk anak
didik, setiap anak akan memperoleh tugas dan penjelasan secara garis besar
dalam bentuk pengajaran klasikal tentang bahan pengajaran pada suatu
sentra/area bidang pengembangan. Masing-masing anak dapat memilih sentra/area
yang akan diikuti terlebih dahulu.
4.
Model Pembelajaran Spielformen
Langkah-langkah penyusunan perencanaan dalam model pembelajaran spielformen
:
ü Perhatikan komposisi Indikator dalam Silabus.
ü Tentukan fokus Indikator yang dapat dikembangkan
dengan spielformen (terutama pada bidang Seni (Art).
ü Rancanglah bentuk permainan spielformen pada indikator
tersebut sebagai kegiatan inti (utama).
ü Buatlah bentuk permainan pada masing-masing kemampuan
lainnya dengan titik tolak pada permainan pokok.
ü Susunlah hasil spielformen anak dalam tempat
pemajangan hasil karya anak.
5.
Model Pembelajaran Alam.
Salah satu yang
membedakan model pembelajaran ini dangan yang lain yaitu tertelak pada tahapan
pembelajarannya. Model pembelajaran alam terdiri dari 5 tahapan yaitu :
a. Penentuan minat anak.
b.
Melakukan
perjalanan sekolah.
c.
Pembahasan
hasil pengamatan.
d.
Menceritakan
lingkungan yang diamati.
e.
Kegiatan
ekspresi.
6.
Model
Pembelajaran Simbiotis
Model pengajaran simbiotis ini memberikan kesempatan anak untuk belajar dan
bekerja, baik secara individu maupun kelompok. Dalam model pembelajaran ini ada
tiga tahapan pembelajaran yang terdiri dari :
a. Observasi.
b.
Asosiasi.
c.
Ekspresi.
7.
Pendekatan BCCT.
Pendekatan Beyond Circle Centre Time (BCCT) sangat memperhatikan tahapan
bermain anak. Oleh karena itu, jenis kegiatan main harus sesuai
dengan perkembangan anak sehingga anak senang dan mau mematuhi peraturan yang
diberikan. Tahapan kegiatan dalam pendekatan BCCT terdiri dari :
a. Main pembukaan.
Setelah waktu yang ditentukan
tiba, anak diajak dalam lingkaran, untuk menyanyikan lagu anak-anak dan berdoa
pembukaan lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan antara lain
dapat bernyanyi bersama, mendongeng, berdiskusi dan lain-lain.
b.
Kegiatan inti di masing-masing
sentra yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
·
Pijakan pengalaman sebelum
bermain.
a. Pendidik dan anak duduk melingkar. Pendidik memberi salam dan menanyakan
kabar anak-anak.
b.
Pendidik meminta anak-anak untuk
memperhatikan siapa saja yang hadir hari ini (mengabsen).
c.
Berdoa bersama.
d.
Pendidik menyampaikan tema hari
ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
e.
Pendidik bercerita yang terkait
dengan tema dan alat mainan yang disediakan.
f.
Pendidik menyampaikan bagaimana
aturan main, memilih teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat mainan,
kapan memulai dan mengakhiri bermain dan cara merapikan kembali alat mainan
yang sudah dimainkan.
g.
Mempersilahkan anak untuk mulai
bermain.
·
Pijakan pengalaman saat
bermain.
a. Berkeliling untuk memberi pijakan selama main kepada anak
b. Memberikan waktu kepada anak untuk mengelola dan memperluas pengalaman main
c. Memberi pijakan pada anak dengan bertanya
d. Mencontohkan komunikasi yang tepat
e. Memperkuat dan memperluas bahasa anak
f.
Meningkatkan kesempatan
sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
g. Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan anak.
·
Pijakan pengalaman setelah
bermain.
Anak-anak di masing-masing sentra
dikumpulkan kembali menjadi satu lingkaran. Pendidik menanyakan pada setiap
anak tentang kegiatan main yang tadi dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
Pentingnya
perencanaan sebagai bagian dari proses pembelajaran mengharuskan pendidik
memiliki pengetahuan dan juga keterampilan dalam menyusun dan mengembangkan
perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan acuan yang berlaku. Selain itu,
pendidik juga harus memperkaya pengetahuannya tentang berbagai macam penyusunan
perencanaan pembelajaran dengan berbagai pendekatan, seperti pendekatan model
pembelajaran.
Panduan
perencanaan pembelajaran ini disusun untuk memenuhi kebutuhan para pendidik
dalam membuat perencanaan pembelajaran sebagai tuntutan profesionalitas para
pendidik. Dalam pelaksanaannya, panduan ini memberikan beberapa referensi dan
bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengembangan perencanaan
pembelajaran selanjutnya diserahkan pada pihak penyelenggara kelompok bermain.
Daftar Pustaka :
Charles
Wolfgang, and Mary E. wolfgang. School for Young Children :
Developmentally Appropriate Practices. (Needham Heights, Florida
Universsity : Allyn and Bacon, 1992).
Carrol
Cattron, and Jan Allen. Early Childhood Curriculum, Second
Edition. (New Jersey : Merril an Imprint of Pretice Hall, 1993).
Celia Anita
Decker, and John R. Decker. Planning and Administering Early
Childhood Education Programs, fifth edition. (New york : merril
an George Imprint of Macmillan Publishing Company, 1992).
Hapidin. Model-Model
Pendidikan Untuk Anak Usia Dini. (Jakarta : Ghiyats Alfiani Press
-2000).
Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1997)
0 Response to "TUGAS MAKALAH PKR"
Posting Komentar
terimakasih