-->

contoh proposal PTK



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Judul Usulan penelitian
METODE INQUIRY DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA JENIS PENGUNGKIT?”
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Konsep Pesawat sederhana di Kelas V  SDN 2 Pegagan Kidul
Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)

B.   Latar Belakang Masalah
Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990:48) IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods   and   processes); IPA  sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai-nilai (values). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis   untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan   ilmiah, misalnya   observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji   hipotesis,   mengumpulkan   data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam wacana sepert itu maka IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral,   nilai-nilai   sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap   dan   tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati,   toleran, hemat, dan pengambilan keputusan).
Dalam   Kurikulum   Tingkat   Satuan   Pendidikan   (KTSP)   dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan   standar   minimum   yang   secara   nasional   harus   dicapai   oleh peserta  didik  dan  menjadi  acuan  dalam  pengembangan  kurikulum  di  setiap satuan   pendidikan” (Depdiknas, 2006:47). Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang   difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan  kurikuler Mata Pelajaran   IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di Sekolah Dasar adalah “Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,  memecahkan masalah dan membuat keputusan;” (Depdiknas, 2006: 48).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006:47), bahwa :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan  pengetahuan  yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Karakteristik dan pengertian IPA sebagaimana diuraikan di atas secara singkat terangkum dalam pengertian IPA  menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Mata Pelajaran IPA, bahwa IPA adalah “cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta”. Dalam proses mencari tahu ini pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan Kerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan   mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik penunjang   yang memungkinkan siswa dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep.
Sementara kenyataan dilapangan, pada mayoritas SD, tuntutan   karakteristik pendidikan IPA sebagaimana   diamanatkan oleh KTSP masih jauh dari yang dimaksudkan. Implementasi KTSP lebih terfokus pada pembenahan jenis-jenis administrasi pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan KBM belum menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal ini disebabkan antara lain, pemberlakukan KTSP belum disertai dengan pelatihan bagi guru-guru bagaimana mengelola pembelajaran   yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Selain itu, fasilitas pembelajaran IPA seperti media dan alat peraga, kualitas dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu jauh dari memadai.
Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah Dasar, khususnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Pegagan Kidul Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, para guru menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran IPA masih kurang melibatkan siswa pada aktivitas keterampilan proses atau kerja ilmiah IPA. Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk kegiatan praktikum, karena alat-alat yang diperlukan sangat terbatas. Guru kelas sudah berusaha menyediakan alat-alat sederhana sejauh kemampuan. Tetapi karena sangat terbatasnya   keterampilan dan waktu yang dimiliki guru, sangat terbatas juga alat yang dapat disediakan. Untuk menghindarai agar pembelajaran IPA tidak terlalu verbalistik, maka   metode pembelajaran yang paling memungkinkan digunakan guru dalam pembelajaran   IPA adalah  metode inqury dan alat peraga.
Berdasarkan pengalaman dilapangan dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Pegagan Kidul Kapetakan Cirebon tahun ajaran 2011/2012 khususnya pada materi pembelajaran konsep pesewat sederhana jenis pengungkit tingkat pemahamannya masih sangat rendah. Ini terlihat dari hasil evaluasi rata – rata hanya mencapai 5,9. Peserta didik yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya mencapai 45% dari 30 peserta didik.

C.   Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka para guru di SDN 2 Pegagan Kidul khususnya guru Kelas V berhadapan dengan masalah bahwa masalah diatas bellum menghasilkan pembelajaran IPA yang efektif. Hal itu ditunjukkan oleh kenyataan bahwa waktu belajar siswa dalam kelas masih banyak yang terbuang, kegiatan siswa yang berhubungan dengan keterampilan proses atau kerja ilmiah masih sangat rendah, dan hasil belajar penguasaan konsep pun masih belum mencapai standar keberhasilan yang ditetapkan. IPA merupakan mata pelajaran bukan hanya penguasaan kemampuan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prisip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan, dan berhubungan dengan cara mencari tahu. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman atau penguasaan materi lebih mendalam.
Pada proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik.
Berdasarkan pengalaman dilapangan dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Pegagan Kidul Kapetakan Cirebon tahun ajaran 2011/2012 khususnya pada materi pembelajaran konsep pesewat sederhana jenis pengungkit tingkat pemahamannya masih sangat rendah. Ini terlihat dari hasil evaluasi rata – rata hanya mencapai 5,9. Peserta didik yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya mencapai 45% dari 30 peserta didik.

D.   Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka saya mencoba memperbaiki metode pembelajaran dengan cara menggunakan alat peraga guna tercapainya pembelajaran IPA kelas V tentang konsep pesawat sederhana jenis pengungkit dengan metode Inquiry
E.   Tujuan Penelitian
Pembelajaran ini akan menggunakan metode inquiry dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan aktivitas, kreatifitas serta memotifasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang efektif dan hasil yang optimal. Peneliti harus dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat, sehingga dapat merangsang peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti melakukan refleksi diri melalui penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA tentang jenis – jenis pengungkit dengan  melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan metode inquiry.
Pengertian metode inquiry adalah : “Metode inquiry adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari sesuatu secara kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan”.

F.    Manfaat Penelitian
1.    Kegunaan Ilmiah
Untuk memenuhi tugas akhir kuliah PGSD S1
2.    Kegunaan Praktis
Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untukmemecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar khususnya di Kelas V Sekolah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A.   Kajian Pustaka
Pustaka yang akan dirujuk adalah yang berhubungan erat dengan:
1.    Karakteristik Pembelajaran IPA Yang Efektif.
a.    Pengertian, karakteristik, dan ruang lingkup pendidikan IPA
b.    Waktu belajar efektif yang digunakan siswa tinggi.
c.    Siswa terlibat aktif melakukan kerja ilmiah (observasi, mencatat dan melaporkan data, menyimpulkan, dll) dan sikap ilmiah (mau bertanya, hati-hati, tanggung jawab, berani mencoba dll)
d.    Hasil belajar penguasaan konsep dan produk optimal.
2.    Penggunaan Metode inquiry dalam Pembelajaran IPA
a.    Pengertian, syarat, kekuatan, dan kelemahan metode inquiry
b.    Penggunaan alat peraga dan media pada metode inquiry
c.    Penggunaan teknik bertanya pada metode  inquiry
d.    Penguasaan materi pada metode inquiry
e.    Pengembangan kerja ilmiah (keterampilan proses) dan sikap ilmiah pada metode inquiry
3.    Teknik dan Alat Penunjang Metode inquiry
a.    Lembar Kerja Siswa untuk metode inquiry
b.    Keterampilan dan Teknik Bertanya untuk metode inquiry
B.   Kerangka Berfikir
a.    Judul
Apakah metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep pesawat sederhana jenis pengungkit?”.
b.    Paradigma
No
Keterangan
Uraian
1
Masalah
a.    Analisis Proses


b.    Analisis hasil

a.    Guru dalam pembelajaran jarang memberikan motifasi terhadap peserta didik dan sering menggunakan metode ceramah.
b.    Siswa tidak ada keberanian untuk bertanya dan sehingga tingkat keberhasilan tidak maksimal
2
Tindakan
Metode inquiry dalam pembelajaran IPA
3
Target
a.    Target proses


b.    Target hasil

a.    Dengan pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan keaktifan siswa akan memotifasi siswa agar lebih baik lagi
b.    Dengan pembelajaran yang menyenangkan akan membuat anak termotifasi dalam menangkap pembelajaran dengan baik.
4
Indicator
a.    Analisis proses
b.    Analisis hasil

5
Instrumen
LKS


C.   Hipotesis
Hipotesis yang saya ajukan dalam penelitian ini adalah
“Jika penggunaan metode inquiry dan menggunakan alat peraga maka pembelajaran IPA konsep pesawat sederhana jenis pengungkit akan lebih maksimal”

BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Metode Penelitian yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian ini adalah model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti yaitu satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran (Depdikbud, 1999:7). Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1., meliputi 4 hal sebagai berikut:
1)    Perencanaan (Planning),
2)    Pelaksanaan (Acting),
3)    Observasi (Observing),
4)    Refleksi (Reflecting).
1.    Rencana Umum
a.    Menetapkan peneliti mitra (observer) yaitu Kepala SDN 2 Pegagan Kidul Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon. Membangun kesepahaman antara peneliti dengan observer tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran, serta penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
b.    Mengkaji kurikulum mata pelajaran IPA Kelas V untuk mengetahui standar kompetensi dan hasil belajar yang ditetapkan kurikulum pada topic pesawat sederhana. Menyusun rancangan umum pembelajaran, instrument penelitian untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan silabus pembelajaran beserta LKS, proses pelaksanaan tindakan, efektifitas belajar siswa, serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan selama pembelajaran IPA pada PTK berlangsung.

2.    Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dipusatkan pada pelaksaan serangkaian pembelajaran yang dipilah ke dalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan diobservasi dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubungan dengan kinerja guru dalam menggunakan metode inqury, dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran meliputi:
a.    Kinerja guru dalam mengelola alat peraga.
b.    Waktu-belajar efektif siswa yang berhubungan dengan keterampilan proses IPA.
c.    Hasil belajar penguasaan konsep.



B.   Operasionalisasi Variabel penelitian
Adapun jenis variabel-variabel penelitian yang menjadi fokus tindakan pada penelitian adalah:
(1)  Variabel input
Yaitu kemampuan awal guru siswa dalam pembelajaran IPA dengan metode inqury guru sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.
(2)  Variabel proses
Yaitu kinerja guru dalam mengelola pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inqury pada pembelajaran IPA topik pesawat sederhana, termasuk di dalamnya upaya-upaya bimbingan guru dalam memfasilitasi peningkatan waktu-belajar efektif, keterampilan proses, dan penguasaan konsep siswa.
(3)  Variabel output
Yaitu peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengelola proses pembelajaran IPA topik pesawat sederhana dengan menggunakan metode inqury, serta peningkatan efektifitas pembelajaran IPA yakni waktubelajar efektif, keterampilan proses, dan hasil belajar penguasaan konsep siswa.

C.   Jenis dan Sumber Data
1.    Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat pra-tindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan. Jenis data beserta metode dan instrument yang digunakan untuk memperolehnya ditunjukkan pada table berikut.
No
Jenis data
Metode
Alat
1
Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inqury.
1.    Penentuan model/tahap pembelajaran;
2.    Penentuan alat, media, dan sumber pengajaran
Observasi
Lembar pengamatan
2
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inqury.
a.    Aktivitas atau kinerja guru
b.    Aktivitas atau kinerja siswa
Observasi
Lembar pengamatan
3
Peningkatan efektifitas pembelajaran dengan menggunakan pesawat sederhana metode inqury
Observasi
Lembar pengamatan
4
Faktor pendukung dan penghambat/kendala esensial (terkait erat dengan focus penelitian) yang ditemukan selama pelaksanaan penelitian.
Analisis
terhadap
hasil observasi
Catatn lapangan




2.    Populasi dan Sampel
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Pegagan Kidul Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon; semester Genap tahun 2012 pada topik Pesawat sederhana. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 42 orang terdiri dari 24 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.
D.   Analisa Data
Pengolahan dan analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut:
a.    Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data, dan interpretasi data
b.    Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data
c.    Tindak lanjut atau rekomendasi.
Kerangka pengolahan dan analisis data tersebut di atas akan diberlakukan
pada setiap siklus tindakan sampai perbaikan pembelajaran dianggap optimal.
Target optimal dimaksudkan baik untuk kinerja guru maupun hasil belajar siswa.
E.   Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu bulan April sampai dengan bulan Juli 2012.



DAFTAR KEPUSTAKAAN
BPTP Disdik Jabar, (2004) Pengantar Praktik Penilaian Pembelajaran Sains. Bandung: Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
BPTP Disdik Jabar, (2004) Penilaian Sikap dan Kerja Siswa. Bandung: Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas, (2004) Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdikbud, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Edi Hendri M, (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung Naskah Buku Ajar untuk UPI Press.
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD UPP3 FIP (2001). Teori Pembelajaran IPA untuk Sekolah Dasar. UPI. Tasikmalaya.
Wardani, I.G.A.K dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

0 Response to "contoh proposal PTK"

Posting Komentar

terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel