PEMBELAJARAN PAIKEM
Para ahli pendidikan berpendapat
bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat kepada
guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung
jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi
target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat dalam
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam
kehidupan jangka panjang.
Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu
para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat
apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Salah satu prinsip paling penting
dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi
menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan
ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri
ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi
mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan
kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu.
kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu.
Tingkat pemahaman siswa menurut
model Gagne (1985) dapat dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1)
belajar isyarat, (2) stimulus-respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian
verbal, (5) membedakan, (6) pembentukan konsep, (7) pembentukan aturan dan (8)
pemecahan masalah (problem solving).
Di lihat dari urutan belajar,
belajar pemecahan masalah adalah tipe belajar paling tinggi karena lebih
kompleks. Dalam tipe belajar pemecahan masalah, siswa berusaha menyeleksi dan
menggunakan aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat
formulasi pemecahan masalah. Lebih jauh Gagne (1985) mengemukakan bahwa
kata-kata seperti penemuan (discovery) dan kreatifitas (creativity)
kadang-kadang diasosiasikan sebagai pemecahan masalah.
Pendekatan pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning /CTL), Pembelajaran
Pembelajaran Terpadu , Pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan metode
pembelajaran berbuat seperti: kerja kelompok, eksperimen, pengamatan,
penelitian sederhana, pemecahan masalah, dan pembelajaran praktik dengan
dikombinasikan dengan metode ekspositori seperti ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi adalah pendekatan pembelajaran yang karakteristiknya memenuhi
harapan itu. Pendekatan atau model-model pembelajaran tersebut menjadi
tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan
kelas secara optimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan
yang terjadi di luar sekolah yang demikian cepat.
Setiap pendekatan memiliki ciri-ciri
dasar atau karakteristik sendiri. Karakteristik ini berhubungan dengan apa yang
menjadi fokus dan mendapat tekanan dalam pembelajaran. Ada pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada siswa yang meliputi perkembangan, kemampuan
berpikir, aktivitas, pengalaman siswa. Pendekatan pembelajaran berfokus pada
guru yang meliputi fungsi, peran, dan aktivitas guru. Pendekatan pembelajaran
berfokus pada masalah meliputi masalah personal, sosial, lingkungan, atau
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada teknologi, sistem instruksional,
sistem informasi, media, sumber belajar, dan lain-lain.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
B. Konsep Dasar Pembelajaran
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan
pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan
tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman
ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat
dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan
fisik.
Tingkah laku
yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian luas, mencakup
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki
karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar
bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat
positif dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek
perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan.
Keberhasilan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri
sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang
termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude), keterampilan
(kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan mental.
Faktor eksternal,
adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi
belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan
keadaan masyarakat).
Pada hakikatnya
belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun manusia dewasa. Pada
kenyataannya ada kewajiban bagi manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki
kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, waktu, dan kondisi agar terjadi
proses belajar pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar diharapkan terjadi
secara optimal pada peserta didik melalui cara-cara yang dirancang dan
difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian diperlukan kegiatan
pembelajaran yang disiapkan oleh guru.
Pembelajaran merupakan
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta
didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta
didik (Winkel, 1991).
Pengaturan
peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi
belajar dan membuat berhasil guna (Gagne, 1985). Oleh karena itu pembelajaran
perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan
pelaksanaannya (Miarso, 1993)
Proses
pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan
tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber
daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.
Strategi
pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara
efesien dan efektif (T. Raka Joni, 1992). Cara-cara yang dipilih dalam menyusun
strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik (Gerlach and Ely).
Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan,
melainkan juga termasuk di dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya
(Dick and Carey).
Faktor yang
memengaruhi proses pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai
pengelola kelas. Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab
itu guru harus memiliki persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung
jawab, penguasaan bahan, kondisi fisik, dan motivasi kerja.
Faktor
eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi guru, antara
lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan, yang
dimaksud adalah faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan
sekolah.
Berdasarkan
pendekatan yang digunakan, secara umum ada dua strategi pembelajaran yaitu
strategi yang berpusat pada guru (teacher centre oriented) dan strategi
yang berpusat pada peserta didik (student centre oriented). Pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan strategi ekspositori,
sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menggunakan
strategi diskoveri inkuiri (discovery inquiry).
Pemilihan
strategi ekspositori atau diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan
karakteristik kompetensi yang menjadi tujuan yang terdiri dari sikap,
pengetahuan dan keterampilan, serta karakteristik peserta didik dan sumber daya
yang dimiliki. Oleh karena itu tidak ada strategi yang tepat untuk semua
kondisi dan karakteristik yang dihadapi. Guru diharapkan mampu memilah dan
memilih dengan tepat strategi yang digunakan agar hasil pembelajaran efektif
dan maksimal.
Pemilihan strategi ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan
kemandirian belum memadai;
2. sumber referensi terbatas;
3. jumlah pesera didik dalam kelas
banyak;
4. alokasi waktu terbatas; dan
5. jumlah materi (tuntutan kompetensi
dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak.
Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori
adalah sebagai berikut.
1. Preparasi, guru menyiapkan
bahan/materi pembelajaran
2. Apersepsi diperlukan untuk
penyegaran
3. Presentasi (penyajian) materi
pembelajaran
4. Resitasi, pengulangan pada bagian
yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi pembelajaran.
Pemilihan strategi diskoveri
inkuiri dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;
2. sumber referensi, alat, media, dan
bahan cukup;
3. jumlah peserta didik dalam kelas
tidak terlalu banyak;
4. materi pembelajaran tidak terlalu
luas; dan
5. alokasi waktu cukup tersedia.
Langkah-langkah yang dilakukan pada
strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai berikut.
1. Guru atau peserta didik mengajukan
dan merumuskan masalah
2. Merumuskan logika berpikir untuk
mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
3. Merumuskan langkah kerja untuk
memperoleh data
4. Menganalisis data dan melakukan verifikasi
5. Melakukan generalisasi
Strategi ekspositori lebih mudah
bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan
pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang
dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi,
diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang
dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran.
Strategi
diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena
itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu
lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang
difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang
tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen,
ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.
2. PAIKEM Sebagai Model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
PAIKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan
dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir
hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat
diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik agar
mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran
sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah
mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta
didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.
2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi
yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang
terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu
kesatuan.
3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut
pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki
karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu
dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual
agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.
4. Pembelajaran dilakukan secara
bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery
learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang
belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan
layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
5. Pembelajaran dihadapkan pada situasi
pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis,
kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu
mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau
konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan
pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insigt)
dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah (problem
solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam mengatasi hambatan,
kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving (metode pemecahan
masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
6. Pembelajaran dilakukan dengan multi
strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi
peserta didik.
C. Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis
dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis
adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam
menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis
asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental
untuk meningkatkan kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt)
dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan
masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan
masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan
suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa
sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk
diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya
masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah
penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap mata
pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, dan
sebagainya.
D. Karakteristik PAIKEM
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka
pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan
kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri
yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
1. Mengalami (pengalaman belajar)
antara lain:
·
Melakukan
pengamatan
·
Melakukan
percobaan
·
Melakukan
penyelidikan
·
Melakukan
wawancara
·
Siswa
belajar banyak melalui berbuat
·
Pengalaman
langsung mengaktifkan banyak indera.
2. Komunikasi, bentuknya antara lain:
o
Mengemukakan
pendapat
o
Presentasi
laporan
o
Memajangkan
hasil kerja
o
Ungkap
gagasan
3. Interaksi, bentuknya antara
lain:
·
Diskusi
·
Tanya
jawab
·
Lempar
lagi pertanyaan
·
Kesalahan
makna berpeluang terkoreksi
·
Makna
yang terbangun semakin mantap
·
Kualitas
hasil belajar meningkat
4. Kegiatan Refleksi yaitu
memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan.
·
mengapa
demikian?
·
apakah
hal itu berlaku untuk …?
·
Untuk
perbaikan gagasan/makna
·
Untuk
tidak mengulangi kesalahan
·
Peluang
lahirkan gagasan baru
Dari karakteristik PAIKEM tersebut,
maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas
atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada
diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam
belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
E. Jenis-Jenis PAIKEM
Pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik PAIKEM antara lain adalah pembelajaran kotekstual (CTL),
Pembelajaran Terpadu (Tematik, IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaran berbasis
TIK (ICT), Pembelajaran Pengayaan dengan menggunakan berbagai strategi antara
lain dengan Lesson Study.
F. Penerapan PAIKEM
Sebagai tahapan strategis pencapaian
kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan
efisien sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri dari
kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran
ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP
terdiri dari 40 menit, dan untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka
untuk Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini
guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan
kegiatan mandiri.
1. Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan
dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi
kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,
observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab,
atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka
kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi ekspositori. Namun
demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri.
Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas,
tanya jawab, atau demonstrasi.
2. Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem
paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran
namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri
inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau
proyek.
Kegiatan tugas terstruktur merupakan
kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik,
peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan
adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi
ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.
3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur
adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran
yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan,
observasi lingkungan, atau proyek.
PAIKEM dapat diterapkan pada
pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme
dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying,
cooperating, dan transferring ini diini di diharapkan peserta didik
mampu mencapai kompetensi secara maksimal
Pemilihan strategi ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan
kemandirian belum memadai;
2. sumber referensi terbatas;
3. jumlah pesera didik dalam kelas
banyak;
4. alokasi waktu terbatas; dan
5. jumlah materi (tuntutan kompetensi
dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak.
Langkah-langkah yang dilakukan pada
strategi ekspositori adalah sebagai berikut.
1. Preparasi, guru menyiapkan
bahan/materi pembelajaran
2. Apersepsi diperlukan untuk
penyegaran
3. Presentasi (penyajian) materi
pembelajaran
4. Resitasi, pengulangan pada bagian
yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi pembelajaran.
Pemilihan strategi diskoveri
inkuiri dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;
2. sumber referensi, alat, media, dan
bahan cukup;
3. jumlah peserta didik dalam kelas
tidak terlalu banyak;
4. materi pembelajaran tidak terlalu
luas; dan
5. alokasi waktu cukup tersedia.
Langkah-langkah yang dilakukan pada
strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai berikut.
1. Guru atau peserta didik mengajukan
dan merumuskan masalah
2. Merumuskan logika berpikir untuk
mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
3. Merumuskan langkah kerja untuk
memperoleh data
4. Menganalisis data dan melakukan
verifikasi
5. Melakukan generalisasi
Strategi ekspositori lebih mudah
bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan
pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang
dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi,
diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan
secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran.
Strategi diskoveri inkuiri
memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan
kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif.
Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi
oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi.
Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen,
ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.
0 Response to "PEMBELAJARAN PAIKEM"
Posting Komentar
terimakasih